Depok (Pendis) - Forum Pertemuan Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Perguruan Tinggi Umum (PTU) yang diselenggarakan pada hari Rabu s/d Jumat (11 s/d 13 April 2018) kemarin menghadirkan Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri, yang juga dikenal juga dengan nama Habib Ali Al-Jufri dari Yaman untuk menyampaikan orasi tentang pentingnya moderasi agama. Di tengah kunjungan kerja ke Indonesia, Direktorat PAI melalui Subdit PAI pada PTU meminta Habib Ali Al-Jufri untuk menyampaikan pesan-pesan mulianya di hadapan para dosen.
Di hadapan para dosen, Habib Ali menyampaikan agar seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk melakukan proses transfer pengetahuan saja, namun iapun dituntut untuk dapat membangun karakter manusia yang unggul. Di bawah ini adalah sebagian orasi Habib Al-Jufri terkait dengan pentingnya pendidikan di hadapan para dosen PAI.
Pendidik memegang peran vital dalam membentuk perubahan karakter manusia. "Pendidik harus dapat mengubah berbagai energi negatif menjadi positif. Ia akan mengubah tantangan menjadi peluang, tekanan menjadi motivasi, dan menjadikan kemarahan sebagai kelembutan. Ketika seperti itu pendidik dikatakan telah dapat mengubah pendidikan dari sekedar citra menjadi hakekat," tegas Habib Ali.
Habib juga mendorong agar para pendidik juga mampu memelihara keterhubungan dengan Nabi Saw, sehingga ia dapat konsisten dalam menebarkan kedamaian dan kenyamanan untuk lingkungan sekitarnya. "Ketika pendidik telah mampu merasakan kemuliaan maqam representasi kenabian, maka ia akan mampu membangun relasi yang harmonis dengan siapapun. Ia akan menyikapi keburukan dengan kebaikan," sambung Habib Ali menasehati.
Habib Ali juga mengingatkan bahwa para pendidik harus memahami problematika yang dihadapi oleh peserta didik. Sebab problematika yang dihadapi oleh murid atau mahasiswa di zaman sekarang tentunya berbeda dengan yang dihadapi orangtua di masa sebelumnya. Tentunya statemen Habib ini mengingatkan pada pesan Umar bin Khattab, "ajari anak-anakmu akan ilmu pengetahuan. Karena mereka akan hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu."
Habib Ali juga berpesan kepada para dosen PAI agar membekali peserta didik untuk dapat mengendalikan dunia. Karena jika tidak, dunia malah akan berbalik menguasainya. "Dunia modern telah mengubah manusia menjadi budak-budak industri dan teknologi. Manusia modern sering mengira bahwa mereka adalah makhluk bebas, namun realitanya mereka malah diperbudak olehnya, seperti media social atau oleh sistem industri modern lainnya. Lebih menyedihkan lagi, universitas-universitas saat ini tak ubahnya seperti pabrik yang hamya menciptakan komponen-komponen penggerak mesin belaka," ujarnya menjelaskan.
Para dosen dan pendidik dituntut untuk dapat memberikan ruh dalam proses pendidikan, sehingga pendidikan menjadi semacam wasilah yang bisa menghantarkan peserta didik untuk dapat menginternalisasikan akhlak nabi dalam hidupnya. "Manakala akhlak kenabian telah termanifestasi dalam diri siswa, maka mereka akan mampu bekerja jujur, profesional, ikhlas, dan komitmen untuk memberikan kebaikan dan kemaslahatan bagi kemanusiaan," ujar Habib menegaskan.
"Peran utama para pendidik adalah untuk merenovasi kemanusiaan peserta didik. Kemanusiaan merupakan dasar menuju pada keberagamaan. Keberagamaan adalah pemaknaan manusia terhadap agama. Sedangkan kemanusiaan adalah wadah untuk menuangkan cahaya agama. Seandainya kemanusiaan baik maka keberagamaannya pun baik, begitu pula sebaliknya. Setiap bentuk penyimpangan pemaknaan agama disebabkan oleh kemanusiaan yang rusak. Atas dasar itu agar tercipta keberagamaan yang benar diperlukan renovasi aspek kemanusiaan terlebih dahulu. Agar kita mampu merenovasi kemanusiaan peserta didik, pendidik dituntut untuk membangun relasi yang baik dengan mereka. Kembangkan komunikasi yang baik, berinteraksilah dengan mahasiswa dengan menggunakan empati sehingga potensi kemanusiaan yang ada dalam diri mereka dapat dengan mudah kita gerakkan menjadi baik. Wallahu a`lam bish shawab. [andi/n15/dod]
Bagikan: