Jakarta (Pendis) -- Dunia pendidikan kian hari kita bertransformasi ke berbagai arah dan aneka metode pembelajaran. Kemajuan teknologi informasi yang semakin mendisrupsi kegiatan belajar mengajar, mengakibatkan kebutuhan penguatan akan pembelajaran yang lebih menarik, kritis, atraktif, dan kreatif. Dengan diterapkannya kurikulum merdeka oleh Kemendikbudristek dan moderasi beragama oleh Kemenag menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru pendidikan agama Islam untuk mampu memancing nalar kritis peserta didik dalam konteks offline dan online (blended learning).
Semangat pembelajaran abad 21 yang menghendaki agar siswa dan guru lebih peka terhadap perubahan digital. Perubahan tersebut beriringan dengan kewajiban peningkatan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam agar mamu menjawab tantangan zaman. Pemerintah sebagai regulator memberikan payung hukum Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Permendikbud Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
"Digital mindset and competence yang mendukung efektivitas pembelajaran terletak di tangan para guru PAI. Dalam hal ini, metode blended learning (offline dan online) dirasakan cocok diterapkan di era digitalisasi informasi dan komunikasi ini," terang Kasubdit PAI pada SMA/SMALB dan SMK M. Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D, di Makassar (04/04/2023).
Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka dilaksanakan Bimbingan Teknis Penguatan Pembelajaran PAI SMA/SMALB/SMK Berbasis Blended Learning Angkatan 1 di Makassar tanggl 04 s.d. 06 April 2023. Adapun materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan ini antara lain PAI dalam Kurikulum Merdeka dan Penyusunan Modul Ajar, Urgensi Paradigma Jalan Tengah dalam Memperkuat DNA Islam Wasathiyah, PPKB & Kompetensi Guru PAI Abad 21: Tantangan dan Solusi ke Depan, Metode Pembelajaran PAI Berbasis Blended Learning: Teori dan Praktik, Best Practice Manajemen Tata Kelola Kegiatan MGMP PAI SMA/SMK, Posisi dan Peran Strategis PAI dalam Implementasi Profil Pelajar Pancasila.
Pria yang kerap disapa Gus Adib ini pun menekankan pesan untuk meraih kompetensi yang menjawab tantangan zaman adalah dengan memperkokoh kompetensi guru penggerak yang integral antara pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial. Blended learning merupakan konteks yang tepat untuk memperkuat kompetensi dimaksud.
"Selain meningkatkan kapasitas personal, jangan pernah memutuskan tali silaturahmi karena kita di masa depan akan butuh bantuan kawan-kawan lama kita. Kompetensi pedagogik, profesi, pribadi, dan sosial harus menyatu dalam diri guru penggerak" tegas doktor lulusan Flinders University, Australia. (syam/Fix)
Tags:
paimoderat pai gpaiBagikan: