Tangerang (Pendis) - Direktorat Pendidikan Agama Islam mulai tahun anggaran 2017 menyelenggarakan Program Bina Kawasan (Bantuan Insentif dan Pembinaan Agama dan Keagamaan Islam di Wilayah Perbatasan). Program rintisan untuk pertama kalinya ini dilakukan dengan mengirimkan 50 (lima puluh) guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki latar belakang pendidikan pondok pesantren, memiliki militansi keindonesiaan yang kuat, dan lulusan dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam ke 50 (lima puluh) kabupaten sasaran darah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal) yang terdapat dalam 19 provinsi.
Direktur Pendidikan Agama Islam, Imam Safei, pada kegiatan Pre-Departure Bina Kawasan di Days Hotel Tangerang, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan pertama kalinya diselenggarakan di lingkungan Direktorat Pendidikan Agama Islam. "Mereka akan mendampingi masyarakat selama 12 (dua belas) bulan penuh di sejumlah daerah perbatasan negara dan daerah tertinggal guna mengokohkan nasionalisme dan semangat NKRI, di samping mengajar mata pelajaran pendidikan agama Islam di lingkungan sekolah. Kementerian Agama memfasilitasi semuanya itu," papar Imam Safei.
Menurut Direktur, daerah perbatasan merupakan pintu gerbang Indonesia. Ia berhadapan langsung dengan negara tetangga. Negara lain akan mengenal Indonesia terlebih dahulu itu dari daerah perbatasan itu sendiri. "Corak keislaman di daerah perbatasan merupakan corak keislaman Indonesia itu sendiri. Oleh karenanya, kami merasa berkewajiban untuk memperkuat Islam yang moderat dan mengokohkan NKRI di daerah perbatasan itu, agar negara tetangga mengenal Islam Indonesia adalah Islam yang santun," ungkap doktor jebolan Universitas Negeri Jakarta itu.
Di antara daerah yang dituju adalah Atambua Nusa Tenggara Timur, Nunukan Kalimantan Utara, Kepulauan Aru Maluku, Natura Kepulauan Riau, Sorong Papua Barat, Pulau Derawan dan Pulau Maratua Kalimantan Timur, serta sejumlah daerah tertinggal lainnya. "Insya Allah mereka akan menjadi juru dakwah di masyarakat sekaligus guru Pendidikan Agama Islam di sejumlah sekolah yang telah ditentukan," ungkap pengasuh pondok pesantren Pandanawa Parung. (Swd/dod)
Bagikan: