Belitung (Pendis) - Penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama harus disampaikan kepada masyarakat atau teman-teman sebayanya. Maka dari itu, kegiatan hari ke-3 di arena Perkemahan ROHIS Nasional III SMA/SMK dititikberatkan pada pengembangan diri dan organisasi peserta ROHIS. "Hal ini diharapkan menjadi bekal peserta ketika turun lapangan," ujar Herry Zakaria, "korlap" akademik perkemahan ROHIS ini.
Ada 8 materi utama yang ditawarkan kepada peserta antara lain, (1) Public Speaking, (2). Leadership; (3) Manajemen Masjid Sekolah; (4) Jurnalistik; (5) Penulisan Karya Ilmiah; (6) Penulisan Fiksi Ilmiah dan cerita Islami; (7) Literasi Medsos; (8) Kreativitas Islami melalui Kesenian
Menariknya, mekanisme rekrutmen peserta, setiap tenda mengutus satu perwakilannya dari tiap-tiap anggota tenda, dan mereka berkumpul dalam 1 kelompok besar untuk mendapatkan materi dari narasumber yang kompeten.
Sebagai contoh, materi Public Speaking disampaikan oleh Ayip Fahmi, seorang analis dari Konsultan Katalis Strategi di Jakarta. Sedangkan materi penulisan fiksi dan cerita Islami disampaikan oleh Noorca M Massardi, novelis yang sudah malang melintang di dunia tulis fiksi.
Menurut Fahmi, bahwa masalah public speaking (berbicara di depan umum) di kalangan masyarakat dan siswa sekolah pada khususnya adalah tidak percaya dirinya saat bicara di muka umum, rasa malu, gugup berbicara dan takut dibully. Maka materi ini ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah praktis di atas.
Harapannya siswa ROHIS makin jago berbicara di depan umum secara efektif, mampu membuat pesan yang baik dan benar, berani mempresentasikan ide di depan kelas, berani menyampaikan gagasan diri dan selalu percaya diri.
Perkemahan ROHIS Nasional III untuk SMA/SMK yang berlangsung 5 s/d 10 November 2018 ini mengangkat tema besar "Membentuk Generasi Islam Milenial yang Literat dan Moderat". Materi-materi tambahan di atas diharapkan dapat membantu para siswa dalam menyampaikan gagasannya. (wikan/n15)
Bagikan: