Jakarta (Kemenag) — Ribuan peserta antusias mengikuti Webinar Sosialisasi Program Sekolah/Madrasah Siaga Kependudukan yang disiarkan melalui akun YouTube BKKBNOfficial pada Rabu (4/6/24). Webinar ini tidak hanya membahas isu-isu kependudukan, tetapi juga peran remaja dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menyatakan bahwa tujuan webinar ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda tentang keterkaitan timbal balik antara dinamika kependudukan dengan kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan hidup. Dengan demikian, diharapkan kesadaran generasi muda untuk berpartisipasi dalam pembangunan berwawasan kependudukan akan meningkat.
Bonivasius juga menambahkan bahwa lembaganya telah menggandeng Kementerian Agama sebagai mitra potensial dalam pelaksanaan Madrasah Siaga Kependudukan (MSK). Salah satu Madrasah yang telah berhasil menerapkan MSK adalah MAN 1 Kabupaten Malang. Inovasi MAN 1 Malang pada Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) meliputi penobatan Madrasah Peduli Stunting dan penunjukan siswa-siswi sebagai Gus dan Ning Berencana.
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) bekerja sama dengan Puskesmas Ketawang melakukan pemeriksaan Hb, gula darah, aksi bergizi, dan screening faktor risiko penyakit tidak menular pada usia produktif, dengan Tim Pendamping Keluarga ikut mendampingi balita berisiko stunting. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan posyandu melakukan penimbangan berat dan pengukuran tinggi badan balita. Generasi Berencana MAN 1 Malang memanfaatkan media sosial untuk menyebarluaskan informasi terkait kegiatan SSK.
Ifatul Laili Sa’adah, salah satu pengajar di MAN 1 Malang, menjelaskan bahwa SSK memiliki banyak manfaat bagi siswa, termasuk peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan terkait pendidikan kependudukan, serta mencerminkan keluarga berkualitas dan pengetahuan akan masalah dan manfaat kependudukan. Selain itu, program ini mengurangi drop out atau putus sekolah dan meningkatkan pengetahuan tenaga pendidik serta peserta didik tentang manfaat dan dampak kependudukan.
Penata Kependudukan dan KB Ahli Pertama BKKBN, Miptah A.R, menekankan bahwa SSK merupakan salah satu upaya BKKBN dalam mengatasi permasalahan kependudukan. Menurut sosiolog Universitas Harvard, Edward O. Wilson, jumlah maksimal penduduk bumi adalah 10 milyar. Pada tahun 2022, jumlah penduduk dunia telah mencapai 8 milyar, dan tanpa program Keluarga Berencana (KB), proyeksi penduduk dunia pada tahun 2050 akan mencapai 11 milyar, yang sangat mengkhawatirkan.
SSK mengintegrasikan materi Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) ke dalam pembelajaran di sekolah, kegiatan kesiswaan, bimbingan konseling, serta penyediaan Pojok Kependudukan. Konsep integrasi materi Bangga Kencana dengan kurikulum merdeka bukanlah mata pelajaran baru, tetapi masuk ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, memperdalam materi yang dibahas tanpa menambah jam pelajaran.
Isu-isu kependudukan yang dibahas meliputi pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penataan persebaran dan pengarahan mobilitas, pembangunan keluarga, serta penguatan tata kelola administrasi. Program peningkatan kualitas, penyiapan kehidupan berkeluarga, dan wawasan kependudukan bagi remaja seperti Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pendidikan karakter usia remaja agar terhindar dari pernikahan dini, seks bebas, dan napza juga termasuk dalam pembahasan.
Acara webinar ini juga menghadirkan narasumber dr. Noer Aziza, M.Biomed yang membahas tentang Kesehatan Reproduksi Remaja; serta Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN, Dr. Edi Setiawan, S.Si, M.SE, M.Sc, yang membahas tentang Ketahanan Remaja.
Tags:
kependudukanBagikan: