Jakarta (Pendis) - Persiapan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Tahun 2017 menjelang hari H pelaksanaan makin terlihat mantap. Hal itu juga disampaikan oleh Mamat S Burhanuddin, Ketua Panitia even internasional ini pada saat menyampaikan laporan di hadapan Kamaruddin Amin, Dirjen Pendidikan Islam, Rabu (15/11) kemarin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa AICIS 2017 ini menjadi pintu untuk publikasi internasional. Sesi Panel yang didesain sebagai titik kulminasi perkembangan pemikiran ke-Islaman dan ke-Indonesiaan menjadi forum yang selalu dinanti-nanti. Sedangkan sessi paralel adalah ajang artikulasi pemikiran para dosen.
Dalam forum yang sama, juga disediakan klinik Jurnal yang diharapkan dapat menjembatani para akademisi yang kesulitan dalam memublikasikan karyanya. Klinik jurnal menjadi media pertemuan antara penulis dengan pengelola jurnal. Selain itu, juga akan menjadi ajang diskusi bagaimana meningkatkan status akreditasi jurnal; dari yang belum menuju terakreditasi, dari yang terakreditasi menuju internasional bereputasi.
Para dosen PTKI yang mengharapkan pemikirannya dipublikasikan di jurnal terakreditasi, didorong untuk dapat membawa karyanya dan langsung bertemu dengan para pengelola jurnal sesuai dengan bidang keilmuannya. "Saat ini jumlah jurnal yang terakreditasi adalah 52 jurnal. Setidaknya, jurnal tersebut membutuhkan 1040 artikel dari para dosen setiap tahunnya," jelas Kasubdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat M. Zain menginformasikan jumlah kebutuhan artikel. Maka forum ini akan menjadi ajang transaksi dan komunikasi penulis-pengelola jurnal terbesar sepanjang tahun ini.
Khusus bagi para dosen yang akan bertransaksi artikel dengan pengelola jurnal agar registrasi terlebih dahulu di https://s.id/klinikartikel dan kemudian akan dijadwalkan secara bergantian.
"AICIS kali ini didesain untuk mengantarkan karya-karya para akademisi PTKI se-Indonesia yang mempresentasikan artikelnya mendapatkan kejelasan untuk dipublikasikan pada jurnal-jurnal internasional bereputasi, minimal jurnal nasional terakreditasi," kata Mamat S Burhanuddin. Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan ISlam (PTKI) menghadirkan para pengelola jurnal nasional terakreditasi agar bisa bertemu langsung dengan para penulis. M. Zain yang telah lama mengawal pelaksanaan AICIS, yang kini sebagai Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat menyatakan bahwa jurnal ilmiah menjadi pintu memperkenalkan pemikiran para cendekiawan dan intelektual ke dunia. "Kehadiran pengelola jurnal ke forum ini adalah sebuah keharusan, dan sekaligus menunjukkan bahwa negara juga hadir di tengah-tengah para akademisi," ujarnya penuh semangat.
Selamat bertemu para peneliti dengan "penguasa" jurnal di AICIS 2017! [n15/dod]
Bagikan: