Bogor (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Dit. PTKI) secara bertahap menyelenggarakan seleksi proposal bantuan penelitian untuk para dosen di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI). Setiap tahun, Dit. PTKI memberikan hibah kepada dosen di lingkungan PTKI untuk melakukan riset kolaboratif internasional sabbatical leave di luar negeri.
Kasubdit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Muhammad Zain mengatakan bahwa Dit. PTKI mempunyai target besar untuk menguatkan kualitas akademik para dosen dengan mengalokasikan bantuan dana penelitian setiap tahun. "Kami sangat mendorong para dosen untuk melakukan kegiatan penelitian sebagai basis penguatan tradisi akademik. Namun, kami juga mempunyai prosedur dalam memberikan dana bantuan berdasar asas kompetisi, legalitas dan kualitas. Karena itu, untuk menyeleksi proposal penelitian internasional, kami menghadirkan para guru besar yang profesional didalamnya," ungkap Muhammad Zain dalam kegiatan Seleksi Proposal Bantuan Penelitian, Senin (12/6) di Bogor.
Muhammad Zain berharap calon penerima bantuan penelitian internasional dapat memanfaatkan dana yang diberikan untuk mendorong penyegaran pengembangan keilmuan para dosen sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir. "Para dosen di PTKI diharapkan dapat memanfaatkan potensi besar ini dalam melakukan penelitian internasional guna meningkatkan kualitas serta produktivitas riset," kata M Zain.
Menurut Zain, penelitian internasional yang diberikan oleh Dit. PTKI menjadi terobosan baru dalam meningkatkan reputasi para dosen PTKI di tingkat dunia dengan menghasilkan ide dan gagasan yang dapat dipublikasikan pada jurnal-jurnal internasional. "Alokasi dana yang diberikan cukup besar. Ini menjadi potensi para dosen untuk menjadi peneliti yang mampu melakukan kajian integrasi keilmuan sekaligus mengkampanyekan Islam Indonesia pada dunia," harap M Zain.
Sebagai informasi, pendaftar kluster Penelitian Kolaboratif Internasional (PSKNI) sebanyak 33 proposal, kluster Research Fellowships Luar Negeri (RFLN) sejumlah 18, dan pendaftar Short Course Metodologi Penelitian di Luar Negeri (SCMP-LN) sebanyak 39 proposal. Proposal yang direkomendasikan tim pembahas akan diundang dalam kegiatan seminar selanjutnya untuk mempresentasikan desain substansi proposalnya.
Hadir sebagai pembahas proposal, antara lain guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra dan Masykuri Abdillah, guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya Akh. Muzakki dan Masdar Hilmy, serta beberapa pembahas lainnya. (wildan/dod)
Bagikan: