Tulungagung (Pendis) - Jurnal sekarang ini jauh lebih penting daripada mengajar. Hal ini disebabkan karena jurnal yang berisi artikel-artikel ilmiah menjadi salah satu tolok ukur sebuah perguruan tinggi yang baik, unggul dan bermutu. Pentingnya publikasi ilmiah semakin terasa semenjak keluarnya Permenristekdikti No. 20 tahun 2017.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasi Publikasi Kemenag, Mahrus dalam "Diklat Penulisan Jurnal" yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Tulungagung. Acara yang dilaksanakan pada 6 s/d. 7 Mei 2017 tersebut diikuti oleh 50 orang dari IAIN Tulungagung dan utusan beberapa perguruan tinggi lain.
Pada kesempatan tersebut Mahrus juga menyampaikan tentang tulisan ilmiah. Salah satu aspek yang dipaparkan adalah tentang problematika tulisan ilmiah. Beberapa problem yang dihadapi oleh tulisan ilmiah adalah: (1) plagiarisme, (2) referensi, (3) interkoneksi, (4) orisinalitas, dan (5) dan relevansi.
Lebih lanjut Kasi Publikasi menyebutkan tentang arah kebijakan publikasi ilmiah yang mencakup: (1) peningkatan mutu jurnal akreditasi nasional dan internasional bereputasi, (2) peningkatan kualitas publikasi ilmiah melalui skill academic writing, (3) penghargaan kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Paten, (4) penguatan dan peningkatan Moraref, dan (5) penetapan tim reviewer nasional.
Adapun kebijakan peningkatan publikasi ilmiah mencakup: (1) langganan elektronik jurnal dan buku, (2) jurnal istiqra menjadi bacaan literatur review terbaru, (3) skill academic writing untuk internasional jurnal, (4) moraref harus up to date, dan (5) jurnal-jurnal PTKI harus update sesuai Moraref.
Jurnal ilmiah sekarang ini harus berpacu dengan kebutuhan yang terus berubah. Justru karena itulah penguatan pengelolaan harus terus dilakukan. Dengan demikian jurnal, khususnya di PTKI, akan semakin diperhitungkan. (Ngainun Naim/dod)
Bagikan: