Lampung (Pendis)- Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas diagendakan akan meresmikan Gedung Perpustakaan Bait Al Hikmah dan Tugu Landmark Moderasi Beragama di Kampus 2 IAIN Metro, Lampung Timur, Lampung, Jumat (17/12/2021) besok.
Gedung Perpustakaan tiga lantai dengan luas 2.285 m2 tersebut dibangun dengan dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun Anggaran 2019.
“Keberadaan gedung perpustakaan ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan serta bermanfaat bagi seluruh civitas akademika di lingkungan IAIN Metro dalam mengkaji keilmuannya,” ungkap Rektor IAIN Metro, Siti Nurjanah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/12/2021).
Selain itu, menurutnya,Tugu Landmark Moderasi Beragama yang berada di depan gedung perpustakaan merupakan wujud komitmen IAIN Metro dalam mendukung moderasi beragama yang juga akan diresmikan Menteri Agama Republik Indonesia, H. Yaqut Cholil Qoumas, ujarnya.
Siti Nurjanah mengatakan, bahwa persiapan peresmian sudah mulai dilakukan. Mulai dari pembersihan lingkungan Kampus 2 IAIN, juga prasasti penandatanganan peresmian gedung perpustakaan selesai. Pada Tahun Ajaran 2021/2022 IAIN Metro mengesahkan kurikulum baru bervisi KKNI dan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Salah satu terobosan yang dibuat adalah menetapkan Mata Kuliah Studi Islam dan Moderasi Beragama (3 SKS) sebagai Mata Kuliah (Wajib) Institusi bagi semua mahasiswa semester 1. Mata Kuliah ini memberikan bekal kepada mahasiswa tentang prinsip-prinsip dalam mengkaji dan mengamalkan Islam secara moderat, terangnya.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan bahwa, IAIN Metro juga mendirikan Tugu (monument) Moderasi Beragama di kampus II, yang secara administratif berada di Kabupaten Lampung Timur. Tugu ini berbentuk bola dunia dengan teks Moderasi Beragama dan enam simbol keagamaan, mewakili agama-agama besar di Indonesia yang memeluk bumi di sisi sebaliknya, tepat di tengah-tengah garis Khatulistiwa.
Jagat bumi dipilih untuk menegaskan bahwa apa pun agama yang dipeluk masyarakat, haruslah membumi, dalam arti berpijak pada realitas di Nusantara, tempat kita berpijak, hidup, dan bernaung. Agama apa pun yang dipeluk harus akrab dan menjadi bagian dari masyarakat Nusantara dengan beragam budayanya. Agama harus menjadi bagian dari solusi kehidupan masyarakat, bukan malah sebaliknya, ungkap Siti Nurjanah.
Filosofinya bahwa posisi simbol-simbol keagamaan yang sejajar memberikan makna bahwa umat beragama memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama untuk menjaga moderasi, karena semua umat beragama punya potensi untuk menjadi ekstrem, tetapi sekaligus juga bisa berpotensi menjadi rahmat. Posisi simbol-simbol agama yang berdekatan menggambarkan arti bahwa semua pemeluk agama harus bersinergi, bergandeng tangan untuk memakmurkan negeri ini. Posisi simbol agama yang berada di tengah garis nol derajat Lintang (Khatulistiwa) memberikan pesan bahwa umat beragama harus bersikap moderat.
Posisi tugu di tengah, pada jalan berbentuk melingkar menegaskan bahwa moderasi adalah sikap yang berada di tengah, bukan di samping, bukan di pinggir. Tugu moderasi di tengah jalan lingkar dinamis menegaskan bahwa moderasi harus menjadi sentral dalam fikrah, amaliah, harakah, dan siyasah dalam beragama bagi semua pemeluk agama berbeda-beda. Dalam arti tidak berlebih-lebihan, tidak ekstrem, dan senantiasa menjaga sikap keadilan.
Selanjutnya, posisi jagat berada di titik api lengkung-cermin gedung perpustakaan Bait al Hikmah (Rumah Kebijaksanaan). Posisi ini memberikan makna bahwa kajian keilmuan dan kebijaksanaan harus dilakukan dengan mengorbit kepada maslahat bumi sebagai titik sentralnya dan moderasi sebagai titik tekan dalam berfikir, bersikap, dan bertindak. Sedangkan, posisi simbol-simbol keagamaan yang menghadap garis lengkung perpustakaan memberikan makna bahwa agama harus dipahami dalam kerangka luas, seluas hikmah yang tersimpan dalam narasi panjang naskah-naskah keilmuan di Rumah Kebijaksanaan.
Dalam spektrum gambar lebih luas, posisi lengkung busur gedung perpustakaan dengan titik-api cermin-cekung di tugu moderasi membentuk gambar busur panah. Ini memberikan makna semangat melesatnya si anak mata-panah menuju masa depan gemilang dalam naungan sikap Moderasi Beragama, demikian penjelasan Rektor IAIN Metro Lampung.
Tags:
#IAINBagikan: