Medan (Pendis) -- Mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan diarahkan untuk menjadi agen moderasi beragama, salah satunya dengan membuat pesan sikap moderasi beragama melalui aplikasi TikTok dan ditargetkan viral dan bisa mempengaruhi masyarakat untuk mengembangkan sikap moderat.
Hal itu dilakukan mahasiswa baru saat mengikuti kegiatan Pengenalan Budaya Akademik (PBAK) tahun akademik 2023/2024 UINSU Medan di kampus IV Tuntungan. Hal ini sejalan penjelasan Rektor UINSU Medan Nurhayati, bahwa UINSU sebagai kampus pusat moderasi beragama bertugas mencetak insan berkarakter tangguh dengan nilai-nilai Islam, berilmu dan berketerampilan serta memiliki kecakapan hidup, kelak mengisi pembangunan di Indonesia.
Sub Kordinator Humas dan Informasi Yunni Salma, mengatakan pembuatan pesan moderasi beragama dan diunggah ke aplikasi TikTok maba lalu ditandai ke aplikasi TikTok resmi UINSU menjadi salah satu bentuk implementasi keberagaman secara moderat. Mahasiswa harus menjadi pelopor pembangunan moderasi beragama yang bisa membantu pemerintah dan tokoh agama dalam melakukan penguatan kerukunan umat beragama di masyarakat.
Hadir, Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Kapolda Sumatera Utara Agung Setya Imam Effendi, perwakilan Pangdam I/BB, Ketua Senat UINSU Saiful Akhyar, para wakil rektor, para dekan dan wakil dekan, ketua dan kepala lembaga dan UPT se-lingkungan UINSU dan segenap sivitas kampus.
Nurhayati, mengajak mahasiswa baru mensyukuri nikmat Allah, karena menjadi orang yang beruntung dari puluhan ribu pelajar hingga bisa bergabung dalam keluarga besar UINSU Medan. “Ini impian yang terwujud, kalian bisa menjadi mahasiswa UINSU tahun akademik 2023/2024. Ini patut disyukuri, terpilih atas izin Allah bergabung dengan keluarga besar UINSU Medan, di kampus moderasi beragama dan kampus smart islamic university,” ujarnya sembari meyakinkan, kampus ini akan memberikan pelayanan akademik dan non akademik yang baik secara prima, digital, cepat dan tepat sasaran.
Nurhayati juga menyampaikan, tepat (19/09/2023) mendatang, UINSU genap berusia emas 50 tahun. Sejalan dengan niat pada ulama dan umara yang mendirikan kampus ini, tetap berkomitmen penuh melahirkan anak bangsa yang beriman, berilmu dan berakhlak yang mulia. “IAIN SU yang kini menjadi UINSU Medan berkomitmen penuh dalam melahirkan ulama intelektual dan intelektual yang ulama. Yang mewarisi berbagai macam ilmu pengetahuan sebagaimana tergambar dari delapan fakultas,” tukasnya.
Rektor memperkenalkan gagasan keilmuan yang akan dipelajari di UINSU, yakni dengan pendekatan integrasi keilmuan umum dan agama melalui pendekatan transdisipliner. Belajar di UINSU, tidak ada dikotomi atau pemisahan antara ilmu agama dan ilmu umum, dua-duanya menjadi satu, saling menyapa, beriringan dan bahkan menembus. Konsep ini, sejalan dengan mengembalikan kejayaan Islam.
Yang pada kala itu, meyakini tidak ada dikotomi ilmu karena bersumber satu, Allah SWT. UINSU juga menerapkan, desain keilmuan yaitu desain keilmuan yang integratif dengan pendekatan transdisipliner. Integrasi ilmu itu penting karena itu bersumber dari Allah SWT. Hal ini yang terwujud pada masa kejayaan Islam, ilmu itu terintegrasi, contohnya Ibnu Sina, sebagai ilmuan dan ahli kesehatan dan kedokteran juga sebagai ahli agama dan ulama. Seperti Al Khawarizmi dan lainnya.
“UINSU ingin menlahirkan para Ibnu Sina lainnya, agar kejayaan Islam dapat kita kembalikan dengan pengembangan ilmu yang integratif,” tukasnya sambil menyampaikan, pada sisi keberagamaan atau cara beragama, insan UINSU mengembangkan sikap keberagamaan yang moderat atau washatiyah atau jalan tengah.
Artinya, lanjut Nurhayati, yaitu keberagamaan yang moderat berjalan secara seimbang dan harmonis, tidak ekstrem kanan atau kiri, menolak sikap beragama yang intoleran, menolak bermusuhan antarumat beragama dan lebih-lebih menolak sikap dan tindakan terorisme. Nurhayati mengucapkan selamat datang di UINSU Medan, ke depan jangan hanya hebat soal peraihan indeks prestasi (IP), namun juga harus sehat dalam moral, sehat dalam akhlak dan sehat dalam jasmani dan rohani. Mudah-mudahan diberkahi dan PBAK ini jadi langkah awal untuk mengukir masa depan, jadi jembatan dan batu lompatan meraih asa dan cita.
Pembukaan PBAK kali ini jadi istimewa, jelasnya, karena dirangkai dengan peresmian Masjid Al Musannif, sebuah bangunan yang ditemui pertama ketika masuk kampus IV ini, masjid ini diketahui sumbangan dan hajat dari seorang tokoh masyarakat Sumut yang dermawan dan hartawan, almarhum Haji Anif. Dari sini, rektor ingin menegaskan, bahwa insan UINSU dalam perjalanan dan pembelajarannya agar tetap menjadi hamba Allah, menjadi hamba yang tetap bersujud. “Ilmu kita ibarat setetes air di lautan dibanding Allah yang maha karya, tetap jadilah hamba yang berzikir. Karena itu, insan UINSU disebut insan yang ulul albab, harmoniskan kekuatan zikir dan pikir dalam kehidupan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Katimin, selaku ketua panitia PBAK menyampaikan, 5.587 mahasiswa baru ini tersebar di delapan fakultas. Yakni sebanyak 501 mahasiswa baru di FDK, 1.007 di FEBI, 341 di FIS, 1.381 di FITK, 396 di FKM, 953 di FSH, 493 di FST dan 515 mahasiswa baru di FUSI. “Terima kasih kepada semua pihak yang menyukseskan PBAK ini, alhamdulillah cuaca cerah, belakangan kita tahu cuaca kurang bersahabat,” ujarnya.
Agen Moderasi Beragama ke depan, kepada Poldasu dan Kodam I/Bukit Barisan, Katimin mengharapkan ada program kolaborasi untuk mahasiswa sebagai upaya untuk memperkuat nilai moderasi beragama dengan sasaran mencetak mahasiswa sebagai agen moderasi beragama di masyarakat. “Agar lebih kokoh sebagai agen moderasi beragama, ke depan kerjasama akan kita tingkatkan. Semoga PBAK yang digelar dua hari ini berjalan aman dan lancar, dan pada Rabu (30/8/2023) digelar di tingkat fakultas masing-masing,” tukasnya.
Mengangkat tema ”PBAK berwawasan kebangsaan dan moderasi beragama, membentuk mahasiswa yang berkarakter dan berakhlakul karimah menuju Indonesia Emas 2045” ini dirangkai dengan berbagai kegiatan. Di antaranya pengenalan profil kampus, para pimpinan dan pejabat kampus, pengenalan budaya akademik secara umum hingga pengenalan organisasi mahasiswa yaitu UKK dan UMKM se-UINSU Medan.
PBAK kali ini juga dirangkai dengan paparan orasi ilmiah yang dibawakan Kapoldasu Imam Effendi, terkait moderasi beragama dan wawasan kebangsaan. Menurutnya, penting memahami sikap moderasi dan kebangsaan serta cinta Tanah Air untuk jalan meraih Indonesia maju di masa mendatang.
Musa Rajekshah, dalam amanatnya menyampaikan kepada ribuan mahasiswa, manfaatkan waktu dan kesempatan bisa berkuliah ini. ”Banyak orang lain yang belum mendapatkan kesempatan bisa kuliah di UINSU. Penuhi harapan orangtua agar kelak menjadi orang yang berguna dan sukses. Sebaik-baik manusia, ialah manusia yang bermanfaat bagi orang lainnya.” Musa juga berpesan, menghadapi dunia ini perlu dipersiapkan, namun juga yang terpenting siapkan juga bekal untuk akhirat kelak. Tetap bersandar kepada Allah SWT, jaga ibadah salat lima waktu dan jaga lingkungan pergaulan yang sehat, tutup pria yang biasa disapa Ijeck ini. Usai serimonial acara, dilanjutkan dengan peresmian Masjid Al Musannif di kampus IV UINSU. (Yunni/Piki)
Bagikan: