Banda Aceh (Pendis) - Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Farid Wajdi Ibrahim secara resmi menutup Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni dan Riset (PIONIR) VIII tahun 2017.
"PIONIR ini menjadi momentum penting untuk menggugah semangat para mahasiwa untuk terus belajar, riset, serta mengembangkan olahraga dan seni," kata Farid di lapangan kampus UIN Ar-Raniry, Minggu (30/04).
Farid mengaku kagum dengan antusiasme dan prestasi mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di hampir setiap cabang lomba. Menurutnya, mereka semua sudah layak rampil di even nasional. "Para pelatih dan official telah membimbing dengan serius dan hasilnya kita lihat bersama dalam PIONIR ini," ujarnya.
Upacara penutupan dihadiri seluruh wakil rektor dan ketua bidang kemahasiswaan. Tampak hadir juga pada tribun utama Kakanwil Kemenag Aceh, pelatih dan official, serta jajaran pimpinan UIN Aceh dan ribuan masyarakat.
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin dalam sambutannya yang dibacakan Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Syafriansyah menyampaikan harapannya agar even PIONIR VIII dapat menjadi awal yang baik bagi para peserta untuk mulai menekuni bidang keilmuan, olahraga, seni, dan riset.
John Stepen Alhari, atlet lari maraton pada Olimpiade di Meksiko tahun 1969, kata Syafriansyah adalah salah satu cermin kegigihan olahragawan. Meski sudah ketinggalan dan semua pemain sudah mencapai garis finish, Stepen terus berlari hingga finish.
Saat ditanya alasannya, Stepen mengatakan, saya diutus negara bukan hanya untuk menang, tapi untuk menyelesaikan perlombaan hingga finish dan menjaga kehormatan bangsa serta menunjukkan bahwa bangsa saya adalah bangsa yang kuat.
Menurut Syafriansyah, perlombaan tidak semata menang dan kalah. Perlombaan dan pertandingan juga tentang sportivitas, kejujuran, kebersamaan dan kekeluargaan. Nilai itu penting untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Sebab, kompetisi yang sesungguhnya adalah dalam kehidupan.
UIN Ar-Raniry didaulat sebagai juara umum PIONIR VIII. Hal ini diperoleh setelah mereka berhasil meraih 6 emas, 3 perak, dan 9 perunggu. Posisi kedua diraih IAIN Tulungagung dengan 6 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Sementara posisi ketiga diraih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan 2 emas, 6 perak, dan 2 perunggu.
Atas hasil ini, UIN Ar-Raniry berhak memperoleh piala bergilir yang sebelumnya dipegang IAIN Banten (sekarang UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten). Piala bergilir diserahkan Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi mewakili Menteri Agama Republik Indonesia kepada Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Ar-Raniry, Syamsul Rijal.
Ketua Forum Warek III Agus Maemun menilai UIN Ar-Raniry Banda Aceh telah menjadi tuan rumah yang baik. Hal ini bisa menjadi contoh bagi pelaksanaan PIONIR yang akan datang. "Yang sudah siap menjadi tuan rumah adalah UIN Palembang, UIN Makassar, dan UIN Malang," ucapnya.
PIONIR VIII di UIN Ar-Raniry berlangsung sejak 25 April. Gelaran dua tahunan ini dibuka oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin pada 26 April 2017. (Arief/mkd/mkd)
Sumber : www.kemenag.go.id
Bagikan: