Ternate (Pendis) - Mahasiswa sebagai generasi millenial harus berkontribusi untuk menyelesaikan problem-problem keagamaan dan kebangsaan. Munculnya radikalisme dan intoleran saat ini menjadi ancaman serius kehidupan kebangsaan kita.
Pernyataan itu disampaikan Ruchman Basori Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI saat memberikan orasi kebangsaan, "Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan," dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) IAIN Ternate pada Kamis (29/8).
"Generasi milenial yang mempunyai ciri conviden, adaptif dan responsif terhadap teknologi informasi terutama berselancar di dunia maya, menjadi resoursis untuk menangkal radikalisme," kata Ruchman.
Mantan Ketua I Senat Mahasiswa IAIN Walisongo ini meminta kepada para mahasiswa baru untuk menjadikan media sosial sebagai pencerahan intelektual kepada publik. "Kemampuan intelektual dan kepedulian anda pada lingkungan sosial harus terus di asah, karena publik banyak berharap pada mahasiswa dan calon sarjana PTKI," katanya.
Ruchman menegaskan mahasiswa millenial adalah corong moderasi beragama yang dapat bermain disegala lini terutama di media sosial berdialektika dengan kaum muda lainnya di negeri ini.
Lebih lanjut Aktivis Mahasiswa 98 ini menegaskan bahwa DNA atau geneologi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), termasuk IAIN Ternate adalah moderasi beragama. "Sejak kelahirannya civitas akademika PTKI dididik dengan pemahaman keagamaan yang moderat, damai dan toleran," katanya dihadapan 852 mahasiswa baru.
Praktek-prakter inklusifitas dan pluralitas IAIN Ternate telah nampak terlihat dengan adanya 8 orang mahasiswa yang berasal dari non muslim untuk menuntut ilmu di sini. "Langkah ini menjadi kebanggaan dan memperkuat komitmen PTKI membangun pluralisme dan keterbukaan akademik," kata Ruchman.
"Mahasiswa IAIN Ternate harus menjadi garda terdepan moderasi beragama di Indonesia, karena memiliki kapasitas keagamaan dan daya intelektual yang cukup," tutupnya kepada mahasiswa-mahasiswa berusia belasan tahun sebagai kelompok milenial.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Ternate Adnan Mahmud mengatakan kehidupan keberagamaan kami diternate selama ini telah berjalan dengan baik. "Kami menganggap yang lain (the other) adalah teman dan tidak membahayakan, karenanya pada tahun akademik 2019/2020 kami merektut mahasiswa non muslim untuk studi di kampus kami," kata Adnan.
Adnan mengatakan semoga ke delapan mahasiswa saudara-saudara non muslim di sini kerasan dan dapat selesai studi menjadi sarjana. "Hubungan baik antar agama di sini menjadi modal penting merekatkan tali keagamaan dan kebangsaan dan mahasiswa kami yang berasal dari berbagai latar belakang adalah modal utama bagi kami," katanya.
Diakhir sessi orasi kebangsaan Ruchman Basori bersama Wakil Rektor I Tahir sapsuha, Wakil Rektor II Marini Abdul Djalal, Wakil Rektor III Adnan Mahmud, Wakil Dekan II FTIK Ramli Yusuf, Pengurus Ormawa beserta seluruh mahasiswa baru menyanyikan lagu Yaa lal Wathan, ciptaan Pahlawan Nasional KH. Abdul Wahab Chasbullah (Alm), untuk menggugah kecintaan terhadap NKRI. (RB/SOLLA)
Bagikan: