Bogor (Pendis) - "Kementerian Agama terus mendorong seluruh PTKI untuk mengelola perpustakaan dengan professional. Di antaranya dengan program Development of Library System Management (DELSMA), yaitu pengiriman pustakawan PTKI ke luar negeri dalam rangka peningkatan mutu, kapabilitas, dan profesionalitas sehingga pelayanan yang diberikan berorientasi pada peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan," demikian disampaikan Kasubdit Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIt. PTKI), Syafi`i dalam pembukaan kegiatan Seleksi Akademik DELSMA di Bogor, Rabu (24/08).
Seleksi akademik adalah lanjutan dari seleksi berkas yang dinyatakan memenuhi syarat. "Terdapat 26 orang yang lulus seleksi berkas dan saat ini akan mengikuti seleksi akademik. Seleksi dibagi menjadi dua sesi, tes tulis dan wawancara. ada 3 penilaian dari 3 pakar, yaitu academic librarianship, learningship for academic purposes dan english conversation," tabahnya.
Peserta kegiatan ini adalah calon peserta DELSMA 2017 yang sudah lulus seleksi berkas berjumlah 25 orang. Seleksi ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu tes tertulis dan tes wawancara oleh tiga pakar pustakawan," tambahnya. Syafi`i menyampaikan pesan Dirjen tentang pentingnya peningkatan mutu pendidikan tinggi.
"Bapak Dirjen dalam pertemuan dengan para Direktur Pascasarjana pada waktu lalu memberikan tekanan terhadap mutu pendidikan tinggi. Beliau menyebutkan bahwa kajian Islamic studies di kampus luar negeri meskipun hanya sebagian kecil dari kajian yang ada tetapi perpustakaannya luar biasa bagus. Sedangkan di Indonesia meskipun banyak berdiri PTKIN yang memang fokus pada Islamic studies, namun perpustakaannya masih kalah jauh," tuturnya.
Ia melanjutkan, "seharusnya kampus PTKIN bisa menjadi pusat Islamic studies dunia, hal ini bisa terpenuhi apabila perpustakaannya lengkap. Dalam renstra pendidikan islam sudah mengarah supaya UIN terakreditasi A. Kita harus tingkatkan kualitas dosen dan pustakawan untuk menuju ke arah tersebut". Menurut Syafi`i, selain peningkatan kualitas perlu juga dipikirkan pemenuhan kebutuhan pustakawan di PTKI.
"Banyak kekurangan pustakawan di tiap PTKI. Pemenuhan pustakawan terkendala pada dua aspek, yaitu ketersediaan dan kompetensi. Kita sedang mencari jalan keluarnya, misalnya untuk ketersediaan pustakawan bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan terhadap staf perpustakaan yang sudah ada dengan melakukan continuing development programme. Sedangkan untuk kompetensi pustakawan bisa dilakukan dengan melakukan pelatihan dan short course untuk pustakawan," pungkasnya. (ogie/dod)
Bagikan: