Kudus (Kemenag) --- Dalam Rapat Kerja Dinas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah di IAIN Kudus, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad, menekankan pentingnya sinergi dan inovasi untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
Dirjen memaparkan langkah-langkah strategis untuk mengembangkan pendidikan Ma’arif agar lebih berkualitas, berdaya saing, dan tetap berkarakter Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.
"Digitalisasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga transformasi cara belajar, mengajar, dan mengelola pendidikan," ujar Abu. Ia mendorong madrasah dan sekolah Ma’arif untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) guna memberikan pengalaman belajar yang lebih personal dan efektif.
Penguatan kompetensi guru juga menjadi sorotan. "Guru yang memahami teknologi digital dan pedagogi modern adalah kunci untuk mencetak generasi cerdas, kreatif, dan adaptif," tambahnya.
Dengan mengusung tema besar Sinergi dan Kolaborasi Membangun Ekosistem Pendidikan yang Nyaman, Berkualitas, dan Inklusif dengan Prinsip Ahlussunnah Wal Jama’ah An Nahdliyah, Dirjen mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan ekosistem pendidikan yang unggul.
“Transformasi pendidikan ini membutuhkan kerja sama yang kuat. Dengan semangat, dedikasi, dan sinergi, pendidikan Ma’arif akan menjadi teladan dan kebanggaan umat,” tutupnya.
Rapat yang dihadiri lebih dari 600 peserta, termasuk kepala sekolah dan madrasah, pengurus Ma’arif, serta mitra pendidikan, ini menjadi tonggak penting untuk merumuskan langkah strategis pendidikan Ma’arif di masa depan.
Bagikan: