Bandung (Pendis)- Design thinking sering digunakan sebagai metode dan strategi untuk merancang prototipe dalam penyelesaian sesuatu. Metode dan strategi ini diterapkan oleh mahasiswa magister (S2) Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI.) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023 untuk pengembangan keterampilan academic writing.
Mahmud, Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, sangat mendukung kegiatan mahasiswa untuk meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah. "Saya sangat mendukung dan terus tingkatkan keterampilan penulisan karya akademik," ungkapnya didampingi Supiana, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, selepas upacara peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2023 di Agro Edu Park Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis, (1/6/2023)
Ada lima tahap dalam penerapan design thinking, yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Mahasiswa S2 BIB Kemenag RI. LPDP Program Studi PAI Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023 praktik lima tahap design thinking untuk mengatasai kesulitan menyusun latar belakang penelitian.
Berdasarkan kesulitan-kesulitan utama, giliran tahap menyumbangkan ide (ideate). Di tahap ini kelompok-kelompok kecil dibuat dua kelompok besar untuk menyusun ide-ide besar dalam mengatasi kesulitan-kesulitan utama dalam menulis latar belakang penelitian.
Tahap berikutnya merancang prototype penyusunan latar belakang penelitian. Sebagai dasar latihan (test) lalu ditetapkanlah prototype sementara mencakup empat paragraph, yaitu: 1) Pembuka yang menjadi issue utama penelitian; 2) Data yang menguatkan kalimat pembuka; 3) Pernyataan (statement) original yang menjadi fokus utama berkenaan dengan data, tema, dan issue; dan 4) Kutipan yang merupakan kalimat inti untuk mendukung statement, fokus utama berkenaan dengan data, dan kalimat pembuka.
Mula-mula dibentuk lima grup (kelompok) di mana masing-masing kelompok diarahkan untuk saling empati (empathize) atas kesulitan membuat latar belakang penelitian dalam academic writing. Setiap kelompok juga merumuskan atau membuat definisi (define) kesulitan utama.
Sebelum pelatihan berlangsung, peserta telah mengirimkan naskah artikel ilmiah untuk dilakukan umpan balik (feedback). Selanjutnya, setelah pelatihan design thinking, peserta akan mengirim ulang perbaikan naskah mengacu pada prototype yang disepakati sebagai pelaksanaan test.
Latihan ini diikuti 21 orang, yakni Fitriani, (Sukabumi, Jawa Barat), Dian Nupus, (Serang, Banten), Nurul Azizah, (Medan, Sumatera Utara), Reksahati Wulandari, (Bandung, Jawa Barat), Ahsanur Rifqi, (Langsa, Aceh), Ahmad Jailani Nasution, (Tapanuli Tengah, Sumatera Utara), Ahmad Tamim, (Lombok NTB), Sri Wisnu Nugraha N, (Bandung, Jawa Barat), Ahmad Tauviqillah, (Rembang, Jawa Tengah), Izzatun Najiha, (Lombok Timur NTB), Jamal, (Cirebon, Jawa Barat), Muhammad Polem, (Kepahiang, Bengkulu), Usman Agustin, (Bandung, Jawa Barat), Nur Wahyu Ningsih, (Sinjai, Makassar), Abdul Muchlis, (Brebes, Jawa Tengah), Nurul Azizatul Isnaini, (Lombok, NTB), Ferina Yulianti, (OKU Timur, Sumatera Selatan), Muflihah, (Sengkang, Makassar), Septia Nur Saputri, (Lombok, NTB), Nurdiyanto, (Serang, Banten), dan Nadya Ilma Rosyida, (Pekalongan, Jawa Tengah).
Tampil sebagai fasilitator di kegiatan ini, Wahyudin Darmalaksana, Founder Kelas Menulis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Acara ini merupakan lanjutan setelah dibukanya Kelas Menulis Mahasiswa S2 BIB Kemenag RI. LPDP Program Studi PAI Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2023. "Prototipe mesti terus dikembangkan sebagai standar acuan untuk mengasilkan tulisan sesuai kelayakan publikasi ilmiah," ujarnya.
Pelatihan design thinking untuk penguatan academic writing berlangsung Pukul 08.30-12.00 WIB. di Aula Lantai 3 Pascasarjana Kampus II UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jl. Cimencrang, Kec. Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.
Bagikan: