Salatiga (Pendi) – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menerima studi banding dan sharing knowledge dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu RI beserta Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH).
Rektor UIN Salatiga, Zakiyuddin Baidhawy memberi apresiasi atas kunjungan tersebut. Beliau berharap kunjungan tersebut menjadi sarana untuk bertukar ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pembangunan Zona Integritas.
"Terima kasih atas kunjungan yang telah dilakukan saudara sekalian. Selamat datang di UIN Salatiga yang baru saja bertransformasi. Semoga kunjungan ini diberkahi Tuhan Yang Maha Esa dan bisa menjadi sarana untuk bertukar ilmu pengetahuan terutama dalam bidang pembangunan Zona Integritas," kata Zakiyyudin, di Salatiga, Kamis (14/07/2022).
Lebih lanjut, Zakiyuddin mengatakan pembangunan Zona Integritas memerlukan waktu yang tidak sebentar. Baginya, ZI ini harus diwujudkan dengan terus menyempurnakan birokrasi dan tata kelola lembaga.
"Pembangunan ZI di UIN Salatiga sendiri dimulai dari tahun 2017. Sejak itu, kami terus menyempurnakan birokrasi dan tata kelola lembaga sehingga Alhamdulillah pada 2020 kami dapat meraih predikat WBK," jelasnya.
Sedangkan Sekretaris Ditjen Bimas Hindu, Imade Santika menjelaskan bahwa tujuan kunjungan itu adalah untuk belajar tentang pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
"Reformasi Birokrasi yang sedang digalakkan di Kementerian Agama ini harus disambut dengan baik. Maka dari itu kami ingin melakukan brainstroming bersama UIN Salatiga yang telah berhasil mendapatkan predikat WBK," ujar Imade di Kampus UIN,
Rektor UIN Salatiga melanjutkan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam membangun Zona Integritas. Yang pertama, komitmen pimpinan dalam pembangunan Zona Integritas adalah hal yang mutlak.
“Pimpinan harus bisa menunjukkan keteladanan. Di UIN Salatiga sendiri, semua sivitas akademika, dari pimpinan, staf, sampai mahasiswa diberi pengertian tentang pentingnya pembangunan ZI," terangnya.
Selain itu, lanjut Zakiyyudin, tata kelola keuangan dan pengelolaan dumas juga perlu diperhatikan. Prof. Zakiyuddin menilai, Dumas yang tidak ditindaklanjuti akan menghambat pembangunan ZI. Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita bisa memberikan pelayanan publik yang memenuhi indeks kepuasan masyarakat.
“Ada atau tidaknya penghargaan, memberi pelayanan yang baik dan membahagiaan adalah kewajiban lembaga layanan publik. UIN Salatiga akan terus belajar agar dapat memberi pelayanan yang sesuai dengan harapan stake holder," ujar Rektor.
Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Salatiga, Agus Waluyo menambahkan dengan kedatangan rombongan dari Ditjen Bimas Hindu beserta PTKH, semangat UIN Salatiga untuk membangun Zona Integritas Menuju Birokrasi Bersih Melayani menjadi lebih besar.
“Sekarang kegiatan pembangunan Zona Integritas makin masif. Hal itu membuat satker-satker bisa bertukar semangat dan tips dalam melakukan reformasi birokrasi,” kata Agus.
Agus menilai semangat untuk memberi pelayanan prima perlu terus dilatih, mengingat perjuangan untuk menjalankan reformasi birokrasi dan membangun Zona Integritas adalah perjuangan yang panjang serta melelahkan, maka diperlukan dorongan semangat dari semua anggota di dalam satuan kerja.
Agus menguraikan predikat Wilayah Bersih dari Korupsi yang didapat UIN Salatiga memiliki tanggung jawab yang besar. Dengan adanya predikat ZI WBK, kami wajib mempertahankannya dan wajib menularkan ilmunya.
“Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengelolaan yang kami lakukan, namun kekurangan tersebut akan terus kami perbaiki,” urainya.
Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga dan Koordinator Lapangan Zona Integritas, Diyah Rochati menekankan pentingnya pengelolaan media sosial dalam pembangunan Zona Integritas. Menurutnya, menghidupkan media sosial adalah salah satu kiat penting pembangunan ZI.
“Inovasi yang kita miliki, budaya kerja yang selalu kita kerjakan harus selalu didokumentasikan,” katanya.
Menurut Diyah, inovasi yang unik bisa menjadi gambaran satuan kerja dan dapat diunggulkan. Selain itu peran Agen Perubahan juga sangat penting dalam pembangunan Zona Integritas di dalam satuan kerja.
"Intinya, dalam pembangunan Zona Integritas harus ada yang mau menjadi koordinator dalam penyusunan evidence secara detail, mulai dari perencanaan, aksi, hingga tindak lanjut," jelasnya.
Bagikan: