Makassar (Pendis) --- Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh melakukan studi banding (benchmarking) ke Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 24-26 Oktober 2023.
Kehadiran Dekan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Syarifuddin MA PhD bersama Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan Nazaruddin disambut secara langsung oleh Dekan FAH UIN Alauddin Makassar Barsihannor. Turut didampingi Wakil Dekan II, Irvan Mulyadi, Wakil Dekan III Nurcholis A Gaffar serta Sekretaris Prodi Ilmu Perpustakaan Saenal Abidin.
Kegiatan benchmarking ini bertujuan untuk memperoleh wawasan tentang best practices terkait strategi peningkatan motivasi dosen dalam menulis artikel bereputasi, pengalaman dalam konferensi internasional, serta ide untuk kegiatan ADIA yang akan dilaksanakan di UIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2024.
Pada kegiatan studi banding ini, perwakilan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh berdiskusi dengan para perwakilan pimpinan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar mengenai tentang tata kelola lembaga di masing-masing fakultas serta terkait dengan praktik terbaik dalam mendorong kolaborasi dosen dengan mahasiswa untuk menulis artikel bereputasi,berpartisipasi dalam konferensi serta pengabdian internasional.
Kemudian, pertemuan dilanjutkan dengan kuliah tamu bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar.
Dalam kuliah tamu, Syarifuddin membahas mengenai transformasi digital dalam bidang ilmu humaniora, khususnya digitalisasi manuskrip sejarah dan kesusastraan. Menurutnya, digitalisasi dalam konteks ini membawa manfaat besar, seperti memungkinkan manuskrip dan karya sastra bersejarah untuk disimpan secara aman dan mudah diakses tanpa risiko kerusakan fisik.
Di samping itu, melalui digitalisasi, manuskrip dan karya sastra dapat diakses dengan mudah oleh siapapun di seluruh dunia. Lebih lanjut Syarifuddin menegaskan bahwa dengan digitalisasi memungkinkan mahasiswa dan peneliti untuk mempelajari dan menganalisis karya-karya ini tanpa harus memiliki akses fisik.
Sementara itu, Nazaruddin memaparkan tentang urgensi penguatan literasi digital bagi mahasiswa program studi Ilmu Perpustakaan, sebagai persiapan untuk menghadapi era society 5.0.
Dalam presentasinya, Nazaruddin menjelaskan bahwa penguatan literasi digital bagi mahasiswa program studi Ilmu sangat penting seiring eratnya interaksi manusia-mesin dalam kehidupan sehari-hari terlebih dengan maraknya Artificial Intelligence (AI).
Dengan demikian peran perpustakaan akan menjadi pusat literasi digital dan sumber informasi digital yang sangat penting terutama dalam menghadapi tantangan digital termasuk penyebaran informasi palsu, privasi online, dan masalah keamanan digital.
Oleh karena itu mahasiswa ilmu perpustakaan harus memiliki kompetensi literasi digital agar selalu siap menghadapi masyarakat 5.0, seperti kemampuan mencari, mengevaluasi, dan menggunakan informasi digital dengan bijak.
Nazaruddin Bahas Digital Amnesia pada UIN Makassar
Sementara itu, Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang juga sebagai Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan, Nazaruddin menjadi salah satu presenter pada kegiatan International Conference Jurusan Ilmu Perpustakaan yang diselenggarakan Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Makassar bersama Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (APTIPI).
Kegiatan yang berlangsung Hotel Ibis Makassar City Center, Rabu (25/10/2023) ini menghadirkan berbagai pemikir, praktisi, dan akademisi dari seluruh Indonesia dan luar negeri. Acara ini akan menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta inovasi terkini di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Dalam konferensi internasional tersebut, Nazaruddin membahas tentang pengaruh digital amnesia terhadap retensi memori dan kontrusksi pengetahuan.
Dalam pemaparannya, Nazar mempertanyakan apakah pelimpahan memori pada perangkat digital berpengaruh negatif terhadap retensi memori dan konstruksi pengetahuan?
Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan pendekatan eksperimental di temukan adanya kecederungan bahwa perilaku amnesia digital berpengaruh terhadap melemahnya daya ingat dan kemampuan kontruksi pengetahuan. Dimana mahasiswa cenderung tidak mau berpikir berat jika diberikan kesempatan mengecek sebuah jawaban ke Internet. []
Bagikan: