Pekalongan (Kemenag) - Pentingnya pengembangan ilmu keislaman, seperti keunggulan di bidang tasawuf, sebagai ciri khas yang perlu dipertahankan dan diamalkan oleh seluruh civitas akademika. Dengan demikian, upaya branding melalui keunggulan kampus harus dilakukan oleh seluruh unsur civitas akademika, termasuk dosen dan pegawai. Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) harus dapat bersaing dan setara dengan UIN lainnya, terutama yang berada di sekitar Pekalongan.
Hal demikian ditandaskan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Abu Rokhmad saat meenyampaikan materi pada Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas dosen dan pegawai. Abu memberikan motivasi kepada peserta FGD untuk selalu bekerja dengan penuh semangat.
“Jika kita sedang tidak semangat, coba bayangkan jika kita tidak menjadi dosen seperti apa. Ingat dulu kita bersusah payah untuk berada di sini,” katanya di Pekalongan pada Sabtu (1/6/2024).
Abu berharap agar UIN Gus Dur dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat. Menurutnya, hal ini sejalan dengan arahan Menteri Agama yang menekankan pentingnya kampus memiliki kedekatan ekosistem dengan masyarakat.
“Supaya kehadiran kita dengan masyarakat bisa saling memberikan manfaat. Masukan dari masyarakat juga penting untuk membangun kedekatan dengan masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Abu Rokhmad menekankan pentingnya perubahan mindset seiring transformasi dari IAIN menjadi UIN. “Pikirkan bahwa ketika menyebut UIN Gus Dur, kampus ini setara dengan UIN lainnya, terutama UIN di sekitar Pekalongan,” ujarnya.
Abu Rokhmad juga menyampaikan bahwa kondisi UIN Gus Dur saat ini sudah jauh lebih baik. Namun, kampus ini perlu menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar semakin dikenal oleh masyarakat luas. “Kampus unggul sejati ada di masyarakat, bukan hanya di sertifikat. Harus ada satu bidang yang menjadi unggulan kampus ini,” katanya.
Bagikan: