Jakarta (Pendis) – Jurnal terindeks scopus di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) kembali bertambah. Kali ini, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis (JSIAH) yang dikelola UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta secara resmi telah diterima di data base jurnal internasional tersebut pada 19 Maret 2024.
Ini menjadikan JSIAH sebagai jurnal scopus pertama dalam bidang studi Al-Qur’an dan Hadis di Indonesia dan jurnal scopus kedua dalam bidang serupa di level Asia Tenggara, setelah Al-Bayan: Journal of Qur’an and Hadis Studies terbitan Universiti Malaya, Malaysia dan Brill Publisher, Leiden. JSIAH juga menjadi jurnal scopus keempat di lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta setelah Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies, Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, dan Jurnal Pendidikan Islam.
Momentum berharga ini terjadi di bulan Ramadan. “Alhamdulillah UIN Sunan Kalijaga mendapatkan berkah Ramadhan, tambah 1 lagi jurnal terakreditasi Scopus di UIN Sunan Kalijaga, Jurnal Tafsir. Total 4 jurnal terakreditasi Scopus di UIN Sunan Kalijaga”, ujar Prof. Al Makin, M.A., Rektor UIN Sunan Kalijaga.
Dengan masuknya JSIAH di scopus, sebuah rekor baru tercipta, yakni jurnal dalam bidang studi Al-Qur’an dan Hadis pertama di Indonesia yang terindeks scopus. “Alhamdulillah, jurnal prodi IAT (tafsir) UIN sunan kalijaga terindeks scopus. Ini adalah jurnal pertama di kalangan PTKI dalam bidang studi quran yg terindeks scopus. Terima kasih atas kerja keras tim JSIAH”, ucap Dr. Ali Imron, M.S.I, Kaprodi IAT UIN Sunan Kalijaga.
Perjalanan panjang JSIAH menuju scopus dikisahkan oleh Prof. Dr. Abdul Mustaqim selaku editor in chief. “Alhamdulillah, di edisinya yang ke-25, Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis mencapai salah satu titik kulminasinya dengan terindeks oleh scopus. Jurnal ini terbit pertama kali diterbitkan pada tahun 2000 oleh Jurusan Tafsir-Hadis, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Kalijaga. Terima kasih kepada editor, reviewer serta para penulis atas kontribusi pengembangan jurnal sampai tahap ini. Saya berharap momentum ini dapat menjadi sebuah titik penting dalam perkembangan kesarjanaan Al-Qur’an dan Hadis, khususnya di Indonesia”.
Perjalanan ini tentu saja bukan tanpa aral melintang. M. Yafik Mursyid, managing editor JSIAH menjelaskan lika-liku tersebut. “Saya pribadi banyak belajar dalam mengelola jurnal sejak 2019 awal ketika diminta untuk mengelola jurnal ini yang belum terakreditasi, hingga 2019 akhir terakreditasi sinta 3 dilanjut 2020 re-akreditasi Sinta 2. Tahun 2021 kita mulai ajukan JSIAH ke scopus dan ditolak, sehingga ia di-banned sampai 2023. Dalam masa embargo inilah, kami dan tim jurnal berusaha memperbaiki catatan yang diberikan pihak scopus sampai akhir tahun 2023. Setelah itu, kita ‘nekat’ submit ulang dan alhamdulillah bertepatan momen bulan Ramadhan, syahrul Qur'an, kami mendapat surat cinta dari Elsevier yang menetapkan bahwa Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an dan Hadis, jurnal dengan scope studi Al-Qur'an pertama di Indonesia, telah diterima untuk indeksasi scopus, semoga jurnal ini kedepan lebih bisa bermanfaat.”
Meski demikian, terindeksnya JSIAH di scopus sama sekali bukan titik akhir, melainkan titik tolak baru untuk membangun komitmen dalam pengembangan ke depan yang lebih baik, terutama dalam konteks kontribusi kesarjanaan Al-Qur’an dan Hadis. Bagi Prof. Dr. Abdul Mustaqim, “Scopus sesungguhnya bukan capaian titik kulminasi, melainkan sebagia sebuh titik tolak bagi kami untuk terus malakukan continous improvement agar bisa sampai pada level Q1. Untuk itu, diperlukan upaya-upaya meningkatkan kualitas jurnal tersebut sehingga ke depan akan semakin lebih baik. Semoga bermanfaat dan berkah bagi peningkatan kualitas akademik dan lembaga UIN Suka Yogyakarta khususnya, dan seluruh PTKI se-Indonesia pada umumnya”.
Bagikan: