Bukittinggi (Pendis) - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi sukses menyelenggarakan The 4th Bukittinggi International Conference on Education (BiCED) Tahun 2023 dengan tema yang sangat relevan, "The Impact of Technology on Education and Social Dynamics" telah berhasil menciptakan panggung yang menghadirkan para ahli dari berbagai negara. Konferensi ini menjadi wadah penting untuk memahami dampak teknologi pada dunia pendidikan, dinamika sosial, dan agama Islam.
Acara prestisius ini secara resmi dibuka oleh Rektor UIN Bukittinggi, Prof. Ridha Ahida, dan menjadi tempat berkumpulnya para pemikir dan praktisi pendidikan dari berbagai belahan dunia.
Dalam sambutannya, Prof. Ridha Ahida mengatakan, "BiCED adalah wadah penting untuk berbagi ide dan pengetahuan tentang peran teknologi dalam transformasi pendidikan dan dampaknya pada dinamika sosial. Kami bangga menjadi tuan rumah acara ini dan berharap ini akan menjadi platform yang membawa inovasi positif bagi dunia pendidikan," buka Ridha.
Dekan FTIK, Iswantir, juga memberikan kata sambutan yang menginspirasi. Ia menyatakan, "Tema ini sangat relevan dengan perkembangan zaman. Teknologi telah merubah cara kita belajar dan berinteraksi dalam masyarakat. Melalui BiCED, kami ingin mendorong kolaborasi dan pemikiran kritis dalam menghadapi perubahan ini," tuturnya.
BiCED Tahun 2023 menghadirkan sejumlah pembicara ahli dari berbagai belahan dunia, yang telah diakui keahliannya dalam bidang pendidikan dan teknologi. Keynote speaker acara ini antara lain adalah Prof. Zaidi Bin Fadzil dari UniSHAMS Malaysia, Prof. Syekh Abdul Rabbi dari Al-Azhar University Cairo, Prof. Rohanee Machae dari Princess of Naradhiwas University of Thailand, Prof. Alek dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Afdal dari Universitas Negeri Padang. Mereka memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek teknologi dan pendidikan yang tengah berkembang pesat di dunia.
Pembicara tuan rumah dari FTIK UIN Bukittinggi adalah Prof. Zulfani Sesmiarni dan Dr. Arman Husni, yang juga turut berkontribusi dengan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam sesi-sesi diskusi.
Konferensi ini juga mengadakan sesi-sesi diskusi yang melibatkan dialog mendalam dengan peserta konferensi, yang terdiri dari lebih dari 500 mahasiswa FTIK dan peserta internasional lainnya. Para peserta, terutama mahasiswa, memiliki kesempatan untuk bertanya langsung dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana teknologi dan pendidikan dapat memengaruhi dunia pendidikan, dinamika sosial, dan agama Islam.
Prof. Afdal, membuka sesi keynote dengan memaparkan bagaimana teknologi telah memungkinkan akses yang lebih luas ke pendidikan. "Pendidikan tidak lagi terbatas pada dinding-dinding kelas tradisional. Teknologi telah membuka pintu menuju pendidikan yang lebih inklusif dan aksesibel," katanya. Prof. Afdal juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang holistik dalam mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum dan pembelajaran.
Semua ahli menyampaikan bahwa teknologi telah menjadi alat penting dalam menyebarkan pesan-pesan agama. Media sosial dan platform online memungkinkan umat agama untuk berbagi pemahaman agama mereka, mendukung komunitas, dan menjalankan kegiatan dakwah. Dalam hal ini, teknologi telah membantu menjaga relevansi agama dalam era digital.
Selain itu, pengembangan aplikasi keagamaan telah memudahkan praktik keagamaan sehari-hari. Aplikasi yang membantu dalam menghitung waktu shalat, menyediakan doa-doa, atau memberikan e-book panduan berdasarkan agama telah mempermudah individu dalam menjalankan keyakinan agama mereka.
Namun, bersama dengan manfaatnya, teknologi juga menghadirkan tantangan etika dalam agama. Diskusi tentang etika digital, seperti bagaimana berperilaku sopan di dunia maya, bagaimana berinteraksi dengan orang lain dalam konteks agama, dan bagaimana menghindari penyebaran kebencian atau kekerasan, semuanya menjadi relevan dalam konteks keagamaan.
Kesimpulannya, teknologi dan dunia kependidikan memiliki keterkaitan yang erat dengan agama dalam berbagai aspek. Penggunaan teknologi yang bijak dalam pendidikan dan agama dapat membantu memperluas pengetahuan dan pemahaman, memfasilitasi praktik keagamaan, dan mempromosikan nilai-nilai etika yang mendasari agama-agama besar di dunia. Semoga hasil dari konferensi ini menjadi pijakan untuk perubahan positif dalam dunia pendidikan, teknologi, dan agama.
Acara ini digelar di Auditorium Student Centre pada pukul 08.00 WIB sampai selesai. Selain sesi pleno, BiCED Tahun 2023 juga melanjutkan diskusi secara virtual melalui Zoom Meeting, memungkinkan narasumber untuk berbagi materi secara langsung dengan audiens dari berbagai tempat. BiCED tahun 2023 menyaring sebanyak 163 paper yang akan dipresentasikan pada sesi paralel.
BiCED Tahun 2023 telah menjadi ajang yang sangat berharga bagi para pemikir dan praktisi pendidikan untuk berbagi pemahaman, pemikiran, dan ide-ide inovatif dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi dan dampaknya pada dinamika sosial. Semoga hasil dari konferensi ini akan mendorong perubahan positif dalam dunia pendidikan dan masyarakat secara luas.
Bagikan: