Pekalongan (Pendis) - UIN Gus Dur ajak masyarakat menjaga kerukunan antarumat beragama dengan cara meneladani dan menerapkan nilai-nilai humanisme K.H. Abdurrahman Wahid. Ajakan ini disampaikan dalam agenda Live Talk Show pada Kamis 03 Agustus 2023 dengan menghadirkan dua narasumber kompeten yakni K.H. Ahmad Marzuqi, M.Pd.I., selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekalongan dan Romo Yohanes Suratman selaku Romo Paroki Gereja Katolik Santo Petrus Pekalongan.
Dengan tajuk “Menjaga Kerukunan Antarumat Beragama melalui Nilai-nilai Humanisme Gus Dur” acara ini terpantau diikuti 798 peserta yang berasal dari unsur sivitas akademika UIN Gus Dur dan masyarakat umum. Produksi acara dilaksanakan di Studio Humas UIN Gus Dur dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube "Humas UIN Gus Dur Pekalongan".
Sebelum masuk sesi Talk Show, Rektor UIN Gus Dur Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M.Ag., menuturkan pada sambutan acara bahwa kerukunan antarumat beragama merupakan pilar utama dalam membangun harmoni dan perdamaian di masyarakat yang multikultural. Di tengah perbedaan keyakinan dan pandangan hidup, penting bagi setiap anggota masyarakat untuk menghargai dan menghormati keberagaman.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, nilai-nilai humanisme menjadi landasan yang kuat dalam mempererat hubungan antarumat beragama. Perlu diakui bahwa upaya menjaga kerukunan antarumat beragama bukanlah tugas yang mudah. Tantangan-tantangan seperti konflik antarumat beragama, intoleransi, dan ekstremisme masih menjadi ancaman bagi terwujudnya kerukunan yang berkelanjutan," tutur Zaenal.
Dalam paparannya Ahmad Marzuqi menyampaikan nilai-nilai humanisme yang dipegang oleh Gus Dur wajib untuk diteladani sebagai ikhtiar menjaga kerukunan dan kebersamaan di Indonesia. “Apa yang disampaikan Gus Dur adalah aktualisasi dari agama yang dipeluknya yaitu Islam. Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘alamin mengajarkan agar memberikan keselamatan dan kedamaian kepada siapa saja tidak hanya umat muslim tapi juga seluruh manusia dan makhluk di bumi ini," papar Kyai Marzuqi.
Dalam sesi paparan yang sama, Romo Yohanes Suratman memberikan pandangan bahwa fakta pluralisme di Indonesia adalah keniscayaan yang harus diterima dan harus disadari sehingga penting untuk membangun kerukunan antarumat beragama. “Gus Dur memiliki jiwa dan semangat dalam membangun toleransi. Beliau lebih mengutamakan sisi kemanusiaan dari pada keagamaan. Keagamaan kalau kita hayati, ya untuk membangun kehidupan manusia yang lebih baik, sejahtera, aman dan damai hingga nanti di akhirat mengalami kebahagiaan yang makin sempurna," sebut Romo Yohanes.
Bagikan: