Kudus (Pendis) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani berpesan kepada para wisudwan untuk senantiasa memuliakan Ibu dan beradaptasi dengan dinamika perubahan zaman. Pesan ini disampaikan saat memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda IAIN Kudus yang dilaksanakan di Gedung JHK Kudus pada Sabtu (05/11/2022).
Ramdhani menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan dan meminta untuk bersyukur serta memberikan apresiasi kepada para dosen dan tenaga kependidikan atas capaian yang diperoleh pada hari ini.
“Selamat, tahniyah atas keberhasilan wisudawan yang dilantik, selamat atas prestasi ini. Bersyukurlah karena tidak semua warga anak bangsa dapat menikmati capaian yang anda peroleh pada hari ini. Berikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para dosen dan tenaga kependidikan yang telah bekerja keras’, ungkapnya.
Selanjutnya, Ramdhani berpesan kepada para wisudawan untuk selalu memuliakan, menghormati dan berterimakasih kepada ibu kita karena telah memberikan lima air kehidupan, tanpa menafikan peran ayah sebagai penopang kehidupan bersama.
“Berikan penghormatan kepada ibu kita, karena tanpa ibu, kita bukanlah apa-apa. Ibu telah memberikan air kehidupan yang tak pernah dapat digantikan oleh siapapun, dengan lima air kehidupan. Pertama, air ketuban yang telah menyangga kita ketika dalam kandungan. Kedua, air darah ketika menghidupi kita sebagai janin. Ketiga adalah air susu. Keempat, air keringat, dengan persembahan karya. Kelima, air mata ibu, kebahagiaan kita, kesuksesan kita selalu diiringi oleh air mata kebahagiaaan seorang ibu dan doa dari air mata ibu. Segera bertemikasihlah kepada ibu dan tanpa menafikan peran ayah. Karena ayah penopang kehidupan kita bersama,” jelas Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Pada kesempatan tersebut, Ramdhani mengingatkan kepada semua wisudawan bahwa wisuda bukan merupakan akhir dari segalanya akan tetapi ini merupakan awal dari segalanya. Beliau juga memaparkan makna manusia secara mendalam.
“Manusia sesungguhnya eksistensinya berada pada akal. Kemuliaan manusia terletak dari cara dia mendayagunakan akal dan pikirannya. Aristoteles menyatakan bahwa sebuah akal adalah sesuatu hal yang tertancap kuat di kepala dan ekspresi dari akhlak adalah kebiasaan atau perilaku,” paparnya
“Ketika kita bercerita tentang pemuliaan manusia, maka hal yang penting dalam meningkatkan kapasitas kita sebagai seorang manusia, maka kewajiban kita adalah senantiasa mengembangkan kemampuan berfikir dan akhlak kita,” tambah Kang Dhani sapaan akrabnya.
Pada akhir orasinya, Dhani berpesan untuk selalu berdaptasi dengan perubahan zaman. Hidup bermakna, disamping kita memiliki kekokohan diri untuk senantiasa belajar juga harus memahami segala perubahan dinamika yang terjadi pada saat ini. Maka, kekuatan adaptasi harus senantiasa menjadi bagian kokoh yang menyertai kehidupan kita.
“Kemampuan kita beradaptasi dengan dinamika perubahan zaman harus menjadi kekuatan utuh bagi kita untuk menapaki zaman. Kemampuan membaca masa depan menjadi sangat penting. Orang-orang yang sukses adalah orang yang mampu membaca masa depan dengan baik,” ujarnya.
“Jangan pernah terpeleset oleh hal-hal yang tidak perlu, sebab itu akan menghambat kesuksesan kita. Jaga senantiasa perilaku kita karena masyarakat dunia akan menyoroti kita. Jagalah nama baik karena satu-satunya yang mengantarkan kita pada masa depan adalah reputasi kita yang baik. Selamat atas keberhasilan saudara-saudara sekalian.” Tutupnya.
Tags:
PTKINkerenBagikan: