Kudus(Pendis)-Semangat kolaborasi Perpustakaan IAIN Kudus dengan Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta bisa dibilang unik dan sarat dengan inspirasi. Acara yang semula merupakan rangkaian agenda Focus Group Discussion (FGD): Digitalisasi naskah kuno (Manuskrip), atas inisiasi Perpustakaan IAIN Kudus di Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta berubah menjadi ruang curhat dan forum dialog antara manuskrip Islam Keraton dengan Islam Pesisir.
Acara yang diselenggarakan di aula Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta, yang dalamnya ada sejumlah naskah kuno, pada 6 Desember 2022, dibuka langsung oleh Kepala Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta, Shihabulmilla, setelah menyampaikan sambutan dan rasa syukurnya atas terjalinnya silaturrahim plus kolaborasi dengan Perpustakaan IAIN Kudus.
Saat banyak dunia akademik sedang fokus pada E-journal yang didominasi dunia Barat yang bernuansa kapitalisme, urusan naskah kuno sebagai kahazanah budaya Timur khususnya sumber utama Islam nusantara nyaris terabaikan. Maka kehadiran rombongan pustakawan dari perpustakaan IAIN Kudus menjadi semangat baru bagi Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta khususnya untuk mengembangkan “Javanese Corner” yang di dalamnya banyak naskah kuno. Apalagi tujuan utama para pustakawan IAIN Kudus adalah bermaksud studi tiru inventarisasi dan digitalasasi naskah kuno Javanese Center di Solo ini.
Dalam sambutannya, Nur Said, Kepala Perpustakaan IAIN Kudus, menyampaikan ketertarikannya membawa rombongan ke Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta adalah karena di dalamnya ada koleksi naskah kuno yang tidak banyak dimiliki oleh berbagai perpustakaan perguruan tinggi pada umumnya. “Naskah kuno adalah harta karun bangsa Indonesia, kita perlu kolaborasi untuk melestarikan, menjaga dan melestarikannya”, demikian ajak Nur Said kepada segenap peserta.
Maka perpustakaan IAIN Kudus bersepakat menjalin kerjasama dengan Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta untuk saling menggerakkan dalam melestarikan khazanah budaya bangsa berupa naskah kuno dengan berbagi tugas wilayah. Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta akan fokus pada khazanah naskah Islam Keraton sementara Perpustakaan IAIN Kudus akan lebih konsentrasu pada penyelamatan naskah kuno Islam Pesisir sesuai lokus geografisnya, pesisir Jawa.
Sementara narasumber dalam FGD tersebut, Erland Cahyo Saputro, Kepala Perpustakaan Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta, yang mengawali merintis “Janavese Corner” bersama timnya beberapa tahun yang lalu, merasa tidak sendiri atas kehadiran para pustakawan dari IAIN Kudus. “Saya senang hari ini karena masih ada teman yang memiliki minat sama pada dunia naskah kuno di perpustakaan bersama IAIN Kudus” , katanya dalam pengantar materinya. Erland menjelaskan pentingnya kesabaran dan ketelitian untuk bergulat dengan naskah kuno. “Butuh waktu yang panjang dan sustainable kebijakan dan dukungan dari pimpinan. Tanpa itu sulit terwujud”, katanya
Usai FGD peserta diajak library tour ke ruang “Javanese Corner” yang telah menyimpan 200an lebih naskah kuno dalam bentuk digital dan sebagian dalam wujud naskah kuno asli. Salah satu naskah kuno yang mencuri perhatian para paserta adalah naskah kuno tentang “firasat”. Naskah ini tampaknya mengulas tentang ilmu tanda zaman masa depan, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Masa depan yang penuh ketidakjelasan inilah yang membuat para pustakawan tertarik membuka selubung rahasia melalui manuskrip “Firasat” itu.
Masih banyak naskah kuno lain seperti Babad Tanah Jawa, Ilmu tetampa, tentang Lindu (gempa bumi), dan lain-lain. Maka terlalu sayang kalau berbagai naskah kuno yang sarat ilmu dan sejarah tersebut dilupakan apalagi ditinggalkan (ENES, HARIS, YUYUN, YUSI, ADIT)
Bagikan: