Bandung (Pendis) – Dentuman musik dari lantai 4 gedung PPG FTIK UIN Sunan Gunung Djati Bandung terdengar sayup setelah menjejak kaki keluar dari pintu lift. Hari Jum’at siang, ditengah rintik hujan kota Bandung, final cabang lomba Musikalisasi Hadist menambah semarak sendu pada Pekan Seni dan Olahraga Nasional (Pesona) yang pertama. 7 mahasiswa dari Salatiga sibuk melakukan check-sound layaknya 4 finalis lainnya pada 12 Agustus 2022.
UIN Salatiga yang mengedepankan originalitas dan inovasi karya telah memenangkan sejumlah penghargaan selama 3 kali sejak 2019, termasuk juara ke 3 dalam ajang Pesona I di UIN Bandung selama sepekan ini.
“Kami pastikan pola musik yang telah kamu buat tidak sama dengan musikalisasi hadist manapun sejauh ini. Setiap kali kami membuat karya, kami berusaha menyuguhkan hal yang baru dengan identitas dan gagasan yang selalu terbarukan.” Kata Panis, pembimbing tim musikalisasi hadist UIN Salatiga.
Berbagai genre musik dari genre blues, arabic hingga pelog jawa dikombinasikan sedemikian rupa sehingga melahirkan arasemen yang apik. Pada Pesona I ini, Panis mengungkapkan bahwa kombinasi arabic, folk mediteranian, Japanese music dan epic orchestra dibingkai dengan tujuan melahirkan karya seni musik yang kaya dan berkarakter.
“Konsep musikalisasi hadist ini bertajuk ‘AmpunanMu’ dari hadist yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi tentang pengampunan Allah. Secara keseluruhan, tema ini berangkat dari gagasan ‘Perjalanan Spiritual manusia’ yang meliputi fase duniawi, alam jiwa dan alam ruh.” Jelas Setiorini, yang juga pembimbing tim.
Penyelarasan musik dan lirik menjadi sebuah performance musikalisasi yang utuh tak lepas dari solidnya tim. Muhimatul Ulya, salah satu dari dua vokalis mengalami kecelakaan pada 3 minggu sebelum final yang mengakibatkan ia mendapatkan jahitan di mulut serta enam giginya yang patah mengharuskan ia memasang gigi palsu, hanya 3 hari sebelum keberangkatan tim ke Bandung. Karena keterbatasan yang mengungkungnya, rekan dan kawan di kampus menggerakkan donasi untuknya.
“Meskipun perlu melakukan penyesuaian pelafalan dan suara, dengan semangat pemulihan yang besar untuk dapat mengikuti final di Bandung ini, akhirnya dia dapat menghadirkan penampilan terbaiknya di atas panggung” kata Panis.
Sedangkan di sisi kiri panggung saat check-sound, tampak salah satu gitaris membimbing kawan keyboardist nya untuk menempatkan diri. Keyboardist itu bernama Aditiya Pratama Masyhuri, penyandang tunanetra yang menyempurnakan penampilan UIN Salatiga siang itu. Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) ini memiliki bakat yang luar biasa di bidang seni musik. Di UIN Salatiga, Adit mendapatkan ruang dan kesempatan yang luas untuk menyalurkan minat dan menempa bakatnya. Salah satunya berkompetisi tingkat nasional di Pesona I ini.
“Adit memiliki feeling musikal yang sangat tinggi. Ketajaman insting terhadap nada, kemampuan menarikan jari diatas keyboard dan kreativitas musikalnya membuat ia dapat berproses mempersiapkan berbagai lagu hingga menampilkannya bersama kawan tim yang lain dengan sempurna” ucap kedua pembimbing, saling menambahi.
Mereka melanjutkan, bahwa meskipun fasilitas kampus untuk musik telah ada dan cukup memadai, harapan tambahan sarana dan prasarana studio musik masih sangat dibutuhkan. Dengan bertujuan untuk menambah kualitas dan kuantitas pemusik mahasiswa UIN Salatiga. Serta, event atau ajang music PTKIN yang semakin banyak juga dapat menjadi tuas pemantik kreativitas dan bisa membuka kesempatan yang lebih banyak lagi.
“Harapan kami untuk Pesona II nanti, pada cabang musikalisasi hadist diperluas lagi penerimaan inovasi musik agar semakin kaya dan berkembang. Sehingga transmisi substansi hadist juga akan semakin luas ke publik.” Terang Setiorini.
Menyabet juara ke 3 di Pesona I, inilah personil tim musikalisasi hadist UIN Salatiga:
Bagikan: