Karanganyar (Pendis)– Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN Satu) Tulungagung menggelar kerja tahun 2022 di Ramada Hotel Karang Anyar pada 26 – 28 Januari 2022. Rapat kerja tahunan ini diikuti oleh semua pejabat di lingkungan kampus yang memiliki jargon Kampus Dakwah dan Peradaban, mulai dari pejabat akademik, struktural, hingga kelompok jabatan fungsional.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Dr. H. Abd. Aziz, mengatakan kegiatan raker ini adalah kegiatan yang monumental. Sebab, peserta raker jumlahnya paling banyak dibanding pelaksanaan raker tahun-tahun sebelumnya.
“Kami berharap raker ini dapat merumuskan program terukur utuk masa tahun anggaran 2022,” terangnya.
Alasan agar program harus terukur karena pada tahun ini akan ada kontrak kinerja yang dilakukan oleh para dekan dan pimpinan lembaga.
Rektor UIN Satu Tulungagung, Prof. Dr. Maftukhin, dalam sambutannya menjelaskan tentang roadmap UIN Satu Tulungagung. Dia bercerita tentang pentingnya membuat lompatan dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin cepat ini.
“Kita harus bergerak cepat. Sebab zaman terus bergerak. Saat kita baru berpikir teknologi 4.0 dunia sudah bergerak ke 5.0. Saat kita sedang menikmati 4G, dunia sudah bergerak ke 5G. Maka kita harus terus melakukan inovasi dalam mengembangkan kampus ini,” katanya.
Dia menjelaskan, dengan adanya perkembangan zaman yang begitu cepat ini maka dia meminta untuk semua pejabat dan semua sivitas akademika agar ikut bergerak cepat. Harapannya, agar visi dan target lembaga bisa tercapai sesuai dengan harapan.
“Sejak awal, saya tidak ingin memperlambat. Saya akan lari. Yang bisa ikut, ikutilah. Yang tidak pasti akan terguling. Ini mirip dengan gerbong kereta. Kalau lokomotifnya cepat ya gerbong harus mengikuti,” tutur dia.
Maftukhin menuturkan salah satu yang akan dikembangkan oleh UIN Satu Tulungagung adalah Smart Campus untuk menjawab tantang zaman. Baik dari sisi pembelajaran, pengelolaan ataupun hal lainnya. Seperti yang sudah di-launching yakni SatuPay, yakni sebuah aplikasi dompet digital untuk pembayaran transaksi keuangan.
“Kami sadar setiap perubahan pasti akan ada turbulensi. Ya semacam goncangan begitu lah. Jadi, ini biasa sekali dalam setiap perubahan di sebuah institusi. Yang paling penting adalah me-menej goncangan-goncangan itu menjadi sebuah kekuatan. Itulah yang kita sebut sebagai manajemen resiko,” papar guru besar bidang Filsafat itu.
Menurut Maftukhin, semua boleh bangga dengan capaian UIN saat ini. Tapi kebanggan itu tidak berhenti dalam taraf bangga saja. Tapi harus bersiap untuk melakukan transformasi yang lain. Artinya, perubahan status dari IAIN menjadi UIN ini menjadi titik mula untuk melakukan transformasi di dalam kampus. Baik dari sisi SDM, infrastruktur, dan pengelolaanya.
Rektor kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, ini menuturkan UIN Satu Tulungagung telah melakukan upaya menuju world class university. Pembicaran dengan beberapa duta besar di negara-negara Timur Tengah telah dilakukan. Bahkan, dosen dari Mesir akan datang ke Tulungagung untuk mengajar. Begitu juga, mahasiswa Tunisia, Arab Saudi, dan Tajikistan akan didorong untuk kuliah di Tulungagung.
“Kami berharap, para mahasiswa luar negeri itu memahami Indonesia ini ya Tulungagung. Seperti layaknya orang Eropa mengatakan Indonesia itu adalah Bali,” terangnya.
Terakhir, pembangunan infrastruktur akan tetap dilakukan sebagai bentuk komitmen pelayanan terhadap mahasiswa. Termasuk adanya kelas multimedia yang dilengkapi dengan perlengkapan teknologi pembelajaran digital. (AAM)
Bagikan: