Bandar Lampung (Pendis)– Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, H Saiful Rahmat Dasuki SIP MSi, menyebut tiga hal yang menurutnya harus diwaspadai dalam merusak kerukunan umat beragama di lingkungan sekitar.
“Ada tiga hal yang harus diwaspadai terkait lahirnya kelompok-kelompok yang tidak menutup kemungkinan ada di lingkungan kita,” ungkapnya.
Pertama, kelompok penganut klaim kebenaran tunggal. “Mereka itu cenderung merasa menjadi Wakil Tuhan di muka bumi ini, mereka tidak punya sikap dalam menghargai perbedaan. Mereka cenderung merasa paling benar dan berhak menghakimi masyarakat yang berbeda dengan mereka,” jelas Wamenag.
Klaim kebenaran tunggal dan menolak mengakui adanya pemahaman yang berbeda dapat menjadi pemicu utama munculnya aksi radikal (radikalisasi) dalam masyarakat.
Kedua, kata dia, kelompok eksklusivisme. Menurutnya, mereka merekrut dengan sasaran yang biasanya adalah orang-orang yang baru mulai belajar agama, dari yang semulanya kelam ingin berubah menjadi sosok yang mulia. “Namun apabila diisi air putih maka akan berisi air putih, dan sebaliknya jika diisi dengan air kotor maka akan menjadi kotor,” ujarnya dengan perumpamaan.
“Ketiga, kelompok-kelompok ideologi transnasional yang menggerogoti ideologi Pancasila, seperti komunis yang melakukan pemberontakan,” tambahnya.
Hal itu disampaikan pada saat menghadiri sekaligus menutup giat Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama Angkatan I dan II yang diselenggarakan oleh Pusat Moderasi Beragama UIN Raden Intan Lampung di Ballroom UIN, Sabtu (23/09/2023).
Wamenag menekankan bahwa perlu menjaga dari tiga hal tersebut dengan ditanamkan moderasi beragama yang selaras dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.
Dia juga mengapresiasi terselenggaranya Penguatan Moderasi Beragama yang kerap diadakan oleh kampus hijau UIN Raden Intan Lampung.
“Lampung menjadi ladang projek kehidupan moderasi beragama, karenanya ini harus dihidupkan dan diagungkan sehingga terwujud kesadaran umat dalam menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah,” katanya.
Wamenag berpesan, untuk tetap menjaga semangat moderasi beragama. Hal itu sebagai perekat beragam perbedaan. “Masalah perbedaan itu sudah sunnatullah dan kehendak Allah yang wajib kita syukuri. Kalau kita menolak dan ingkari maka kita kufur atas kenikmatan tersebut,” tandasnya.
Penutupan Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama ini dihadiri oleh Plh Kakanwil Kemenag Lampung, Rektor IAIN Metro, Wakil Rektor II, Kepala Biro AAKK/Plt AUPK, LP2M, serta jajaran pimpinan UIN RIL.
Giat tersebut telah berlangsung pada 21-22 di Hotel Emersia yang diikuti 110 peserta terdiri dari unsur tenaga pendidikan (tendik) UIN Raden Intan Lampung (RIL) serta unsur TNI-Polri.
Bagikan: