Jakarta (Kemenag) — Komitmen dalam memperluas akses literasi keagamaan yang setara bagi seluruh peserta didik terus diperkuat oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ). Bertempat di ruang Kepala Madrasah, LPMQ menyerahkan bantuan Al-Qur’an Braille dan buku-buku keislaman dalam format Braille kepada MAN 11 Jakarta, Senin (20/5), sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan program madrasah inklusi.
Penyerahan bantuan dilakukan oleh Kepala Subbagian Tata Usaha LPMQ, Muhammad Musadad Sidqi, dan diterima langsung oleh Kepala MAN 11 Jakarta, Halimatussa’diyah, didampingi Kepala Tata Usaha, Rochmadi. Bantuan mencakup mushaf Al-Qur’an Braille, literatur keislaman Braille, serta perangkat pendukung pembelajaran lainnya yang dirancang khusus untuk siswa tunanetra.
“Al-Qur’an adalah petunjuk hidup bagi seluruh umat Islam, dan tidak boleh ada yang tertinggal dalam mengaksesnya. Dengan bantuan ini, kami ingin memastikan siswa berkebutuhan khusus mendapatkan haknya atas pendidikan agama yang layak dan setara,” ungkap Musadad Sidqi dalam sambutannya.
Ia menambahkan, sebagai bagian dari Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, LPMQ memiliki tanggung jawab moral untuk memperkuat ekosistem pendidikan inklusif, utamanya melalui penyediaan bahan ajar keagamaan yang adaptif dan ramah disabilitas.
MAN 11 Jakarta telah ditetapkan sebagai salah satu madrasah inklusi, dengan kesiapan menerima siswa dari berbagai latar belakang kebutuhan khusus. Pada tahun ajaran 2025/2026, madrasah ini akan menerima seorang siswa tunanetra sebagai peserta didik baru.
Kepala MAN 11 Jakarta, Halimatussa’diyah, mengapresiasi langkah LPMQ sebagai wujud nyata kolaborasi dalam mendukung pendidikan inklusif. “Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Bantuan ini sangat berarti dalam menyiapkan pembelajaran yang bermakna dan setara bagi siswa tunanetra,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan untuk mendukung proses belajar siswa inklusi, termasuk menyiapkan tiga guru pendamping khusus yang telah dilatih dalam pendidikan inklusif.
Bagikan: