Bahasa Jawa di SMA Belum Berbuah Signifikan

Bahasa Jawa di SMA Belum Berbuah Signifikan

SEMARANG-Setelah lima tahun diajarkan di SMA dan sederajat, pelajaran bahasa Jawa di sekolah dianggap belum berbuah secara signifikan. Miskinnya inovasi dalam pelajaran dituding sebagai salah satu penyebab.
Pendapat itu mengemuka pada diskusi terbatas di Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sabtu (19/2). Diskusi yang diikuti sejumlah dosen, alumni, dan mahasiswa tersebut diadakan dalam rangka peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional, 21 Februari ini.

"Sekalipun belum dilakukan penelitian secara komprehensif, beberapa gejala menunjukkan belum ada hasil secara signifikan sebagaimana yang diharapkan ketika lima tahun lalu Gubernur Mardiyanto mencanangkan pelajaran bahasa Jawa di tingkat SMA," kata Sucipto Hadi Purnomo, dosen Fakultas Bahasa dan Seni Prodi Bahasa Jawa Unnes.

Menurut Sucipto, kondisi itu salah satunya disebabkan oleh miskinnya inovasi pembelajaran. "Sepanjang yang terungkap dalam penelitian tindakan kelas mahasiswa kami, pelajaran masih saja berada pada titik konvensional. Mulai dari pilihan materi, metode, media hingga evaluasi. Tak banyak berubah dibandingkan dengan ketika gurunya menjadi siswa. Padahal, pengalaman siswa saat ini jauh berbeda dari beberapa dekade lalu," jelasnya, yang juga Ketua Organisasi Pengarang Sastra Jawa (OPSJ) ini.

Akibatnya, lanjut dia, bahasa Jawa belum hadir sebagai pelajaran yang menyenangkan. "Padahal, aspek menyenangkan ini yang perlu diutamakan agar pelajaran bahasa Jawa tidak menjadi agen untuk mematikan minat siswa belajar bahasa ibunya," tuturnya.

Animo Mahasiwa

Sucipto mengatakan, yang terlihat gegap gempita baru upaya untuk memenuhi kebutuhan guru bahasa Jawa di setiap sekolah. ”Maklumlah, lulusan bahasa Jawa tiap tahun baru ratusan, sedangkan kebutuhan di SMA di seluruh Jawa Tengah saja ribuan,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Agus Yuwono mengatakan, animo lulusan SMA untuk memilih jurusan ini relatif tinggi. ”Di Unnes saja, pendaftar di jurusan kami saat seleksi penerimaan mahasiswa baru universitas (SPMU) dan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SMPTN) berjumlah ribuan,” urai dia.
Meski demikian, tahun ini pihaknya tidak akan menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya. ”Untuk SNMPTN jalur ujian tulis, kami akan menerima 84 mahasiswa, sedangkan lewat jalur undangan 24 mahasiswa,” kata Ketua Jurusan Berprestasi 2010 ini. (K3-75)


Tags: