Tata Kelola Naskah Dinas Syarat Mutlak Untuk Mencapai Tujuan Organisasi

Tata Kelola Naskah Dinas Syarat Mutlak Untuk Mencapai Tujuan Organisasi

Pangkal Pinang (Pendis) - Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA, di sela-sela kesibukannya pada acara pembukaan Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) III di Bangka Belitung, berkesempatan hadir dan memberikan arahan pada kegiatan Peningkatan Kompetensi dan Pengelolaan Tata Naskah Dinas dalam Rangka Pemenuhan Zona Integritas yang diselenggarakan oleh Bagian Umum dan BMN Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Dalam arahan secara umum terkait potret Pendidikan di Indonesia, Dirjen Pendis menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang paling berpotensi menjadi pusat peradaban Islam di dunia, berpotensi menjadi rujukan Pendidikan Islam di dunia. "Kita ketahui bersama bahwa, Indonesia adalah terbesar penduduk muslimnya, terbesar keempat jumlahnya penduduknya, dan terbesar ketiga dari sisi demokrasi. Di samping itu, kita juga memiliki lembaga Pendidikan yang banyak jumlahnya, madrasah ada sekitar 40 ribu lembaga, pesantren sekitar 30 ribu lembaga, perguruan tinggi keagamaan Islam, guru yang jumlahnya jutaan, doktor sekitar 3600 orang, dan Insya Allah di tahun 2018 nanti ada sekitar 5000 doktor," tegas Dirjen pada Senin, (15/05/2017).

Berbicara soal mutu pendidikan,menurutnya, di dalam visi dan misi Pendis, sudah sangat jelas dinyatakan, yaitu ingin menjadikan Indonesia sebagai tempat belajar/studi keIslaman di dunia dan menjadi pusat peradaban Islam di dunia. Karenanya, misi mulia Pendis adalah, ingin memberikan akses pendidikan yang bermutu, yang relevan, dan seluas-luasnya kepada masyarakat, sehingga mampu mencetak anak bangsa yang memiliki kompetensi, berkualitas, dan berdaya saing tinggi. Namun, fakta di lapangan tidak seperti yang diharapkan, bahwa kualitas Pendidikan kita justeru masih di bawah negara-negara maju. "Secara kuantitas, memang kita adalah paling besar, namun kualitasnya bagaimana? Inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi kita semua. Anak didik kita belajar paling lama, sekitar 1100 jam per tahun. Tapi kualitas anak didik kita belum menghasilkan prestasi gemilang. Bahkan menurut hasil penelitian PISA, anak didik kita masih di bawah negara-negara maju seperti Singapura, Finlandia, dan sebagainya. Padahal jumlah jamnya paling lama," lanjut Kamar.

Sebagai bentuk perhatian pemerintah dalam meberikan akses Pendidikan Islam yang bermutu kepada masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sudah sejak lama mencanangkan program diversifikasi madrasah. "Seringkali kita mendengar program diversifikasi madrasah. Pertama, ada Madrasah Aliyah Akademik, dipresentasi MAN Insan Cendekia (MAN IC), dan sudah ada hampir di setiap provinsi. Kedua, ada Madrasah Aliyah Keagamaan, dipresentasi MAN Program Khusus (MAN PK). MA ini mempunyai distingsi tersendiri, terutama dalam hal keagamaan. Ketiga, ada Madrasah Aliyah Vokasi, madrasah berbasis keterampilan. Sudah ada sekitar 156 madrasah vokasi yang di-SK-kan di seluruh Indonesia. Insya Allah, ke depan akan kita afirmasi lagi dan akan melakukan kerjasama dengan pemerintah Jerman. Hal ini dilakukan agar mutu Pendidikan Islam kita semakin berkualitas dan semakin menunjukkan prestasinya," imbuh Kamaruddin.

Terkait dengan tata kelola naskah, di sinilah peran strategis pengelolaan tata kelola. Karena sebagus dan sepintar apapun guru-guru yang ada, tanpa dibarengi dengan tata kelola yang baik, maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai, baik tata kelola administratif maupun tata kelola keuangan. "Jadi sekali lagi, tata kelola merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Oleh Karena itu, kompetensi teknis harus dimiliki setiap pemangku kebijakan. Dan yang terpenting adalah komitmen dalam menjalankan amanah yang diberikan kepada Bapak-Ibu sekalian".

Pada kesempatan terakhir, Dirjen mengajak secara bersama-sama kepada semua pihak yang terkait untuk memberikan konstribusi positif dalam kerangka meningkatkan mutu Pendidikan Islam, sehingga apa yang menjadi visi dan misi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terwujud. (ozi/dod)


Tags: