Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno
Jakarta (Kemenag) --- Pendidikan Islam yang unggul tidak hanya berorientasi pada kualitas akademik, tetapi juga harus mencakup aspek riset, fasilitas, kesejahteraan tenaga pendidik, serta keterpaduan dengan masyarakat. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, secara daring melalui zoom meeting dalam Review Cascading Rencana Strategis Pendidikan Islam pada Selasa (11/3/2025).
Menurutnya, pendidikan yang unggul harus diwujudkan di semua jenjang, mulai dari madrasah hingga perguruan tinggi, dengan pendekatan yang ramah dan integratif. “Madrasah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan inklusif bagi peserta didik. Kampus juga harus menjamin kenyamanan dan aksesibilitas bagi seluruh mahasiswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Amien menegaskan bahwa layanan pendidikan berbasis digital harus segera diimplementasikan di seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). “Semua PTKIN harus memastikan layanan akademik berbasis digital, mulai dari penerimaan mahasiswa baru, pembimbingan akademik, hingga penyajian hasil ujian. Dengan digitalisasi, mahasiswa tidak perlu lagi datang secara fisik untuk mendapatkan dokumen akademik,” jelasnya.
Dalam aspek riset, ia menekankan pentingnya penggunaan data dari berbagai jenjang pendidikan sebagai dasar kebijakan dan solusi yang relevan. “Penelitian tentang angka putus sekolah bisa menjadi dasar untuk merancang program pendampingan yang lebih efektif. Ini harus menjadi perhatian bersama,” tambahnya.
Tak hanya soal akademik, pendidikan Islam juga harus berorientasi pada keberlanjutan lingkungan. Konsep “green campus” harus diterapkan di setiap institusi pendidikan tinggi. “Kampus harus bersih, hijau, dan berbasis pro-lingkungan. Penanaman pohon produktif di lingkungan kampus bisa menjadi investasi jangka panjang, baik untuk kelestarian lingkungan maupun sebagai aset ekonomi,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, menegaskan pentingnya pemahaman Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam perencanaan strategis pendidikan Islam. “IKU bagi para rektor PTKIN masih memerlukan pemahaman yang lebih mendalam. Oleh karena itu, kita perlu menyusun pedoman yang lebih sistematis agar tolok ukur kinerja lebih jelas, transparan, dan akurat,” paparnya.
Sahiron juga menekankan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan sumber daya tanpa mengorbankan kualitas pendidikan. “Hari ini kita berbicara tentang efisiensi, tetapi program tidak boleh terganggu hanya karena efisiensi. Kita harus tetap produktif dan inovatif,” tegasnya.
Bagikan: