Jakarta (Kemenag) --- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI memiliki visi besar dalam membangun generasi penerus yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga berkarakter kuat sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, konsep GENTA (Gerakan Panca Cinta) dihadirkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, sebagai landasan dalam membentuk ekosistem pendidikan yang holistik dan berbasis nilai keislaman. Pesan ini disampaikan Dirjen pada Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama di Jakarta pada Jum’at (31/1/2025) malam.
GENTA, kata Suyitno, merupakan akronim dari Gerakan Panca Cinta, yaitu lima nilai fundamental yang ditanamkan dalam pendidikan Islam untuk membangun generasi yang beriman, bertakwa, dan memiliki kontribusi bagi bangsa dan lingkungan. Lima pilar utama dalam GENTA yakni Cinta, Ilahi, Nasionalisme, Toleransi dan Akhlak.
Sebagai bagian dari implementasi GENTA, Kurikulum Cinta diperkenalkan untuk menanamkan nilai-nilai positif sejak usia dini. “Kurikulum ini dirancang agar peserta didik dapat memahami pentingnya cinta dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan sosial, spiritual, maupun dalam menjaga kelestarian lingkungan,” jelas Suyitno.
Menurutnya, pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membangun keluarga maslahat, yaitu keluarga yang harmonis, sejahtera, dan berlandaskan nilai-nilai agama. Namun, data dari BPS 2023 menunjukkan bahwa angka perceraian di Indonesia masih tinggi, dengan total 408.347 kasus sepanjang tahun. Beberapa faktor utama yang menyebabkan perceraian antara lain perselisihan berkepanjangan (251.828 kasus), faktor ekonomi (108.488 kasus), serta meninggalkan salah satu pihak (34.322 kasus).
Dengan pendekatan yang komprehensif, kata Suyitno, pendidikan Islam diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang harmonis, toleran, dan berdaya saing di era global.
Bagikan: