Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama RI, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, terus mengembangkan konsep pendidikan berbasis nilai-nilai Islam yang sejalan dengan kebutuhan zaman. Dalam konteks ini, tiga fokus utama yang diangkat oleh Menteri Agama menjadi pilar penting dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan ke depan, yaitu Isu Lingkungan, Toleransi, dan Nasionalisme.
Hal ini dipaparkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno dalam Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama di Jakarta pada Jum’at (31/1/2025) malam. Ia mengatakan salah satu isu yang menjadi perhatian utama dalam pendidikan Islam adalah bagaimana mengaitkan ajaran agama dengan pelestarian lingkungan.
“Pendekatan Ekoteologi menjadi strategi utama dalam mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kesadaran ekologi,” jelasnya.
Dalam Islam, kata Dirjen, konsep khalifah fil ardhi (manusia sebagai pemimpin di bumi) menegaskan bahwa menjaga kelestarian alam adalah bagian dari ibadah. “Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam mendorong penerapan kurikulum berbasis ekoteologi di madrasah dan perguruan tinggi keagamaan Islam guna membentuk generasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujarnya.
Dirjen juga menegaskan bahwa pendidikan Islam di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memiliki komitmen kuat dalam membangun moderasi beragama. Penguatan toleransi dilakukan dengan berbagai program, salah satunya melalui "Kurikulum Cinta" yang menjadi pendekatan inovatif dalam membangun sikap saling menghormati antar umat beragama.
“Konsep ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, sehingga pendidikan Islam harus menjadi sarana membangun kehidupan yang harmonis dalam kemajemukan bangsa,” jelasnya.
Nasionalisme dalam perspektif pendidikan Islam, lanjut Dirjen, bukan sekadar kebanggaan terhadap bangsa, tetapi juga bentuk tanggung jawab dalam menjaga keberagaman dan persatuan. Pendidikan sejarah, penguatan budaya lokal, dan penghayatan nilai-nilai Pancasila menjadi pilar utama dalam menanamkan rasa cinta tanah air di kalangan peserta didik.
“Dalam hal ini, madrasah dan perguruan tinggi Islam memiliki peran strategis dalam membentuk generasi yang memiliki semangat kebangsaan yang kuat, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan hubbul wathan minal iman (cinta tanah air adalah bagian dari iman),” tukasnya.
Bagikan: