Jakarta (Pendis) - Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Isom Yusqi, meminta Subbagian Kepegawaian melakukan pemutakhiran data pegawai. Hal ini disampaikan Isom ketika mengisi acara FGD Pengelolaan Tata Kelola Pegawai Direktorat Jenderal Pendidikan Islam pada Jum`at (09/03) di Jakarta.
"Data kepegawaian di tingkat pusat dan daerah belum tertata dengan baik, sehingga sulit ketika menentukan jumlah formasi," terang Isom. Lebih lanjut Isom berharap setidaknya data kepegawaian di tingkat pusat dapat ditata dengan baik.
Terkait rencana penerapan aplikasi Kenaikan Pangkat Otomatis (KPO) dan Penetapan Pensiun Otomatis (PPO) yang merupakan topik pada FGD Pengelolaan Tata Pegawai ini, Isom berkomentar bahwa aplikasi ini akan dapat memotong rantai birokrasi. Menurutnya, hal ini merupakan peningkatan kualitas layanan.
"Perlu meminimalisir pertemuan antar orang, cukup dengan aplikasi, ini untuk transparansi agar tidak ada lagi istilah uang terimakasih," ungkap pejabat yang baru saja menyelesaikan masa cutinya ini.
Di hadapan peserta yang sebagian besar adalah pemangku jabatan struktural di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam, Isom berpesan agar pimpinan tidak terjebak pada persoalan teknis dan melupakan persoalan substansial.
Salah satu persoalan substansial di bidang kepegawaian, terang Isom, adalah pemutakhiran data pegawai. "Harus diupdate terus datanya, siapa yang sudah promosi, pensiun, dan berapa jumlah pegawai yang masih aktif," pungkas Isom.
Acara yang diselenggarakan oleh Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Hukum Ditjen Pendidikan Islam ini, pada dua sesi sebelumnya diisi oleh narasumber dari Biro Kepegawaian Kementerian Agama, sementara Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam menjadi narasumber pada sesi terakhir. Setelah menyampaikan materinya, Isom menutup acara ini secara resmi. (Nanang/dod)
Bagikan: