Bandung (Pendis) -- Preside RI Joko Widodo bersama Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin hadir dalam acara puncak Hari Santri Nasional 2018, di Lapangan Gasibu, Bandung, Minggu (21/10/2018).
Presiden Jokowi yang mengenakan sarung, peci, dan baju koko dibalut jas hitam meminta semua elemen bangsa menjaga rumah bersama yang bernama NKRI. "Aset kita yang terbesar adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan, maka mari kita jaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wataniyah," katanya di depan 10 ribu pengunjung yang memadati lapangan Gasibu sejak sore.
Indonesia, lanjut Jokowi, adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan salah satu elemen terpenting yang menjaga keutuhan NKRI adalah kaum santri. "Kita patut bersukur karena bangsa indonesia dipandu tradisi kesantrian yang kuat," katanya.
Menurut Presiden, persatuan Indonesia yang terbangun sejauh ini tak lepas dari peran ulama. Sejarah mencatat peran besar mereka pada masa perjuangan kemerdekaan kemudian menjaga pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam pidatonya Jokowi menyampaikan, peringatan Hari Santri Nasional merupakan penghormatan dan rasa terima kasih negara kepada para alim ulama, kiyai, habaib, ajengan dan para santri serta seluruh komponen bangsa yang mengikuti keteladanan mereka. "Menjadi santri adalah menjadi islam yang cinta bangsa, muslim yang religius, dan pelajar yang ahlaqul karimah sebagaimana diteladankan para kiyai kita," katanya.
Menteri Agama yang juga berbicara pada acara itu mengatakan, isu perdamaian diangkat guna merespon kondisi bangsa yang sedang ditimpa berbagai persoalan hoax, ujaran kebencian, propaganda kekerasan, dan terorisme.
Ia mengatakan bahwa peran santri untuk kemerdekaan Indonesia sangat besar. Tanpa resolusi jihad, kata Lukman Hakim, Indonesia masih akan tetap dijajah.
Saat ini santri berperan untuk memberi contoh pada masyarakat, untuk menjadi pribadi yang religius, dan cinta tanah air.
Para santri, kata Lukman Hakim, harus menjadi teladan di era masyarakat yang `mudah gerah` hanya karena berbeda pendapat.
"Hari Santri momentum mempertegas peran santri sebagau pionir perdamaian dalam spirit beragama di Indonesia," ujarnya.
Acara Hari Santri Nasional 2018 yang bertema "Bersama Santri Damailah Negeri" ini, kata Menag, bukan hanya seremoni belaka, tetapi penegasan bahwa bernegara itu sama pentingnya dengan beragama. "Di malam Santriversary ini saya mengajak seluruh santri agar jangan pernah lelah mencintai indonesia," katanya.
Peringatan Hari Santri Nasional pertama kali dilakukan tahun 2015 lalu, setelah presiden Joko Widodo menandatangani Kepres No 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober. (Hikmah)
Bagikan: