Bogor (Pendis) - Puasa merupakan sarana muhasabah dan refleksi untuk meningkatkan spiritualitas agar dimensi esoterik (batin) hadir ke dalam diri kita menemukan jati diri yang otentik yaitu pribadi-pribadi yang bertaqwa sebagai the ultimate goal of fasting.
Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin saat memberikan tausiah dalam kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sabtu (02/06) di Bogor.
Mengutip Syaed Husain Nasr seorang Sufi Persia, Kamaruddin Amin membagi varian agama mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi eksoterik dan esoterik. Dimensi eksoterik adalah dimensi lahir yang cenderung karikatif, partikular dan ekslusif. Sementara dimensi esoterik adalah dimensi batin cenderung substantif, inklusif dan menyeluruh.
"Puasa jika dilihat dari dimensi eksoterik adalah hanya menahan lapar, minum, berhubungan badan dan mendidik berempati pada orang yang kelaparan," lanjut Guru Besar UIN Alaudin Makassar.
Sementara jika dilihat dari dimensi esoterik agama, ibadah puasa merupakan medium untuk menempa diri kita. Jalaludin Rumi mengatakan ada kedekatan atau kelezatan ketika perut kita lapar, lanjut Kamaruddin Amin.
"Puasa ramadlon harus mampu dijadikan transformasi fundamental dan momentum kontemplatif bagi umat beragama dalam menghadirkan makna batin agama," tandas Kamar.
Guru Besar UIN Makassar ini mengatakan ramadlon dengan laku spiritual seperti dzikir, i`tikaf dan amalan lain merupakan kontemplasi sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang suci. Sidarta Gautama melakukan kontemplasi dan juga Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu untuk pertama kalinya juga berkontemplasi.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Arskal Salim GP mengatakan ramadlon adalah bulan yang menyenangkan dan indah untuk berbagai ibadah, sholat tarawih, tadarus al-Quran, bersedekah dan mendengarkan nasihat-nasihat para alim.
Arskal mengharapkan jajarannya agar selama ramadlon kita bisa meningkatkan diri dan memaknainya sebagai sarana pencerahan dan tergalinya spiritualitas. "Kita dengarkan uraian hikmah dari KH. Manarul Hidayat dengan baik sehingga di malam nuzulul Quran ini tambah ketaqwaan dan keberkahannya," kata Arskal.
Kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Direktorat PTKI menghadirkan penceramah kondang KH. Dr. Manarul Hidayat untuk menggembleng jajaran pegawai Direktorat PTKI. Kegiatan dihadiri Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Isom Yusqi, Pejabat Eselon III, IV dan para Jabatan Fungsional Umum.
Manarul Hidayat mengatakan ramadlon adalah bulan pendidikan, bulan upgrading, bulan tune up dan bulan renovasi untuk mengembalikan jati diri manusia yang suci, baik dan senantiasa memberikan kemanfaatan. (RB/dod)
Bagikan: