Jakarta (Pendis) - Proyek pembangunan 4 kampus PTKIN di lingkungan Kementerian Agama dipastikan segera terealisasi pada 2017. Kepastian tersebut ditandai dengan penandatanganan kontrak antara Dirjen Pendidikan Islam selaku Executing Agency dengan Project Management Consultant and Supervision Consultant (PMSC) pada Rabu (23/11/16) di Hotel Millenium, Jakarta. Pembangunan 4 kampus PTKIN (UIN Sumatera Utara, UIN Palembang, UIN Semarang dan IAIN Mataram) akan menelan anggaran USD 150 juta melalui skema pembiayaan dari Islamic Development Bank (IsDB).
Dalam pernyataannya, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, MA, menyatakan pihaknya manaruh harapan besar terutama pada konsultan agar bekerja sebaik-baiknya dan sesuai dengan aturan yang ada. "Saya sangat senang dengan progres ini dan saya mengajak semua pihak untuk bekerja secara cermat dan hati-hati. Ini proyek besar dan kita semua punya tanggung jawab mengawal dan memastikan proyek ini berjalan sesuai perencanaan dan tidak melenceng dari aturan," ungkapnya.
Kamaruddin mengharapkan, para konsultan yang terpilih telah memiliki pengalaman mengelola proyek standar internasional, karena ini proyek yang dibiayai IDB. "Saya memastikan proses seleksi yang telah dilalui berjalan sebagaimana semestinya sehingga pemenang konsultan ini adalah para profesional".
Konsultan pemenang lelang adalah; PT. Deta Decon akan menangani Paket 1 dan Paket 2 di UIN Sumatera Utara serta Raden Fatah Palembang. Sedangkan PT. Ciriajasa Cipta Mandiri JV dan Ciriajasa Engineering Consultant menangani Paket 3 UIN Semarang. Adapun PT. Artefak Arkindo mengerjakan IAIN Mataram.
"PMSC memiliki tugas lebih besar dibanding konsultan lainnya, karena lingkup kerjanya lebih luas dan jangka waktu kontraknya lebih panjang. PMSC bertugas mereview pekerjaan DEDC, sehingga PMSC punya hak melakukan koreksi atas desain yang dihasilkan DEDC. Rektor atau kampus tidak punya kemampuan memeriksa pekerjaan DEDC, untuk itulah PMSC yang diberi amanah melakukan review. Sehingga jika ada kelalaian dalam pekerjaan ini maka bukan hanya tanggung jawab DEDC namun juga PMSC," tandasnya.
Masih menurutnya, PMU dan PIU pada hakikatnya adalah perwakilan IDB untuk mengawal proyek ini berjalan dengan baik. "Sedangkan saya selaku KPA adalah orang paling bertanggung jawab terhadap kelangsungan proyek ini, karena diberi amanah dan tanggung jawab oleh negara. Namun selama kita bekerja sesuai aturan, saya yakin semua akan berjalan lancar," ujar Dirjen.
Kamaruddin berpesan, PMSC dapat mengawal proyek ini sesuai keinginan Kementerian Agama selaku stake holder. "Kami inginkan kampus yang futuristic, seperti bangunan-bangunan kampus modern di dunia. Kita inginkan kampus PTKIN yang baik, dan tugas PMSC mengawal itu semua".
"Schedule pekerjaan kita harus ketat, saya harap semua yang terlibat dapat bekerja secara professional dan sesuai schedule yang telah disepakati. Saya berharap bidding konstruksi bisa dipersiapkan lebih awal, kita targetkan pada Oktober 2017 sudah bisa dikerjakan tiang pancang (ground breaking)," harap alumni University of Bonn Germany ini optimis.
Hadir dalam acara tersebut para pimpinan Project Management Unit (PMU) 4 in 1 Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Rektor UIN Semarang Prof. Muhibbin, Rektor IAIN Mataram, Dr. Muttawalli dan para pengurus Project Implementation Unit (PIU) dari 4 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). (benu/dod)
Bagikan: