Wakatobi (Pendis) - Menurut catatan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) Tahun 2016, hanya ada 3 (tiga) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang sudah terakreditasi A, yaitu Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim-Malang Jawa Timur, UIN Sunan Kalijaga-DI Yogyakarta dan UIN Syarif Hidayatullah-Ciputat Banten. "Target pada Tahun 2019, seluruh UIN dan IAIN sudah terakreditasi A," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, saat memberikan orasi pada Focussed Group Discussion (FGD) para Kepala Biro PTKN se-Indonesia di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Jum`at (24/02/2017).
Indikator kampus yang terakreditasi A, lanjut guru besar UIN Alaudin ini, harus bermanajeman baik dan mempunyai kekhususan. "Agar kampus terakreditasi A setidaknya PTKIN harus memperbaiki tata kelolanya, mempunyai distingsi akademik serta mempunyai keistimewaan yang atraktif sehingga menarik bagi dunia internasional," lanjut Dirjen.
Di samping itu, penyabet gelar Doktor di Universitas Bonn-Jerman ini, agar kampus menjadi rujukan internasional, kajian akademik dan kurikulum harus terstandar internasional. "Tak kalah pentingnya adalah kualitas tenaga pengajar/dosen dan perpustakaan yang qualified menjadi sebuah keniscayaan dan tentunya akan diburu dunia internasional. Hasil penelitian para dosen pun harus jelas outcome-nya dan dipublikasikan di jurnal ilmiah kampus," tutur Kamaruddin yang didampingi Rektor IAIN Kendari, Nur Alam, dan Ketua Forum Kabiro se-Indonesia, Dasrizal.
Menyangkut peran Kepala Biro (Karo) di PTKIN, Kamaruddin menyatakan bahwa tugas Karo sangat sangat luar biasa dalam kaitannya dengan tata kelola di kampus. "Saya menginstruksikan agar Kepala Biro di masing-masing kampus dapat bersinergi dengan rektor sebagai pengambil kebijakan. Peningkatan mutu, target kelembagaan, meningkatkan tata kelola PTKIN harus didukung oleh seluruh Biro pada PTKN dikarenakan disinilah lahir perencanaan. Kepala biro pun harus merefleksikan perencanaan yang bermutu yang mengarah pada pendidikan internasional dikarenakan alumni PTKIN akan berkompetisi dengan dunia luar," kata pria kelahiran Kalimantan Timur ini.
Sementara itu, Nur Alam, Rektor IAIN Kendari, menyampaikan bahwa peran Karo fungsinya sangat kontributif dalam tata kelola PTKIN. Hal senada juga disampaikan Dasrizal bahwa Forum Kepala Biro ini dalam rangka meningkatkan tata kelola berasas budaya kerja tidak hanya PTKIN namun juga PTKN non agama Islam.
"Forum kepala biro ini dibentuk Tahun 2008. Semula yang menjadi anggota hanya Kepala Biro PTKIN namun seiring berjalannya waktu dengan mendapat apresiasi dan mendapat masukan dari berbagai pihak maka sekarang Kepala Biro PTKN agama non-Islam telah bergabung forum ini," tukas Dasrizal. (Ed/@viva_tnu/dod)
Bagikan: