Kemenag (Jakarta) - Kementerian Agama berkomitmen untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berintegritas dan siap menjadi pelopor perubahan dalam memerangi korupsi di lingkungan pesantren, kampus, dan masyarakat.
Komitmen ini disampaikan dalam kegiatan Penguatan Nilai-Nilai Integritas dan Antikorupsi bagi mahasantri Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) pada Kamis (12/12/2024). Kegiatan ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian dalam melawan praktik korupsi, khususnya di kalangan mahasiswa.
Sebanyak 2.627 mahasantri dari berbagai perguruan tinggi mitra berpartisipasi dalam acara ini. Dengan pendekatan hybrid, sebanyak 40 peserta hadir langsung di Hotel Naraya, Jakarta, sementara 2.587 lainnya mengikuti acara secara daring. Dalam acara kick off atau pembukaan kegiatan dihadiri langsung oleh 400 mahasantri dari Perguruan Tinggi daerah Jabodetabek seperti Universitas Negeri Jakarta, Universitas Indonesia, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah, dan Institut Ilmu Al-Quran.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, menegaskan pentingnya peran mahasantri dalam memerangi korupsi. “Korupsi adalah perusak masa depan bangsa. Ia tidak hanya merusak ekonomi negara, tetapi juga merusak moralitas dan tatanan sosial. Santri harus menjadi garda terdepan dalam memerangi korupsi, mulai dari diri sendiri, keluarga, pesantren, hingga masyarakat luas,” tegasnya dengan penuh keyakinan.
Basnang juga menekankan bahwa santri yang memiliki karakter kuat, integritas tinggi, serta komitmen untuk melawan korupsi, akan menjadi teladan yang menginspirasi generasi muda Indonesia. "Tidak ada tempat bagi korupsi dalam diri seorang santri. Mahasantri PBSB harus mampu menunjukkan bahwa pendidikan tinggi dan karakter moral yang kokoh dapat berjalan beriringan dalam menciptakan Indonesia yang bebas dari korupsi," ujar Basnang di hadapan para peserta.
Acara ini juga bekerja sama dengan Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada, yang menjadi narasumber utama dalam memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai antikorupsi. Melalui sesi-sesi pelatihan dan diskusi yang dipandu oleh para ahli dari Pukat, para peserta mendapatkan wawasan tentang bagaimana mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah praktik korupsi di berbagai sektor kehidupan. Kerja sama ini memperkaya materi acara dan memberikan perspektif yang lebih luas tentang pentingnya integritas dan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.
Puncak acara ini ditandai dengan pemilihan Duta Mahasantri PBSB Antikorupsi, yang melibatkan seleksi ketat melalui esai, presentasi proyek, dan wawancara. Duta-duta yang terpilih diharapkan menjadi teladan di kampus, pesantren, dan masyarakat. Mereka tidak hanya menunjukkan kemampuan intelektual, tetapi juga keberanian dan komitmen dalam menyuarakan nilai-nilai integritas yang harus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Faisal Ali Hasyim, menegaskan bahwa integritas adalah modal utama dalam membangun bangsa yang maju. “Integritas bukan hanya tentang kepatuhan pada aturan, tetapi juga tentang kesadaran untuk selalu melakukan yang terbaik, meskipun tidak ada yang mengawasi. Integritas adalah nilai yang menentukan kualitas individu dalam menjalankan tugasnya sebagai bagian dari masyarakat,” ungkapnya.
Faisal juga mengingatkan bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, termasuk mahasiswa dan santri. “Santri, dengan bekal pendidikan moral dan agama yang mereka terima, harus bisa menjadi agen perubahan yang menginspirasi masyarakat untuk hidup dengan integritas dan kejujuran,” tambahnya.
Faisal menekankan bahwa pendidikan dan pembentukan karakter harus berjalan seiring. "Pendidikan tanpa moralitas akan melahirkan individu yang pintar tetapi tidak bijaksana. Oleh karena itu, acara ini sangat penting dalam membangun karakter yang mengedepankan kejujuran dan integritas," tuturnya.
Acara ini bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi juga menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring antikorupsi di kalangan mahasantri. Diharapkan setiap peserta dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan nilai-nilai luhur kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan di lingkungan masing-masing. “Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan setiap tahun untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya berpendidikan tinggi, tetapi juga memiliki moralitas yang kuat,” ujar Dr. Basnang Said menambahkan.
Melalui acara ini, Kementerian Agama sekali lagi menegaskan komitmennya dalam mendukung terciptanya Indonesia yang bersih, berintegritas, dan bermartabat. Santri PBSB kini diharapkan menjadi agen perubahan yang menyebarkan virus kebaikan, membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dengan karakter pemimpin yang berintegritas tinggi.
Dengan komitmen yang kuat, Kementerian Agama bertekad untuk terus mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas yang tak tergoyahkan dalam memerangi korupsi, memastikan masa depan Indonesia yang lebih bersih dan lebih baik.
Bagikan: