Bogor (Pendis) --- Kementerian Agama melalui program Pendidikan Profesi Guru (PPG) terus berupaya untuk meningkatkan literasi agama, literasi budaya, dan literasi digital bagi guru madrasah. Hal demikian dikatakan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Muhammad Zain saat memberikan arahan pada agenda Focus Group Discussion Program Pendidikan Profesi Guru Angkatan 1 di Bogor (26/02)
Oleh karena itu, Zain meminta kepada LPTK (Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sebagai penyelenggara dapat fokus pada penyelenggaraan PPG yang professional, sehingga dapat menghasilkan output yang berkompeten.
Usulan berupa rekomendasi dari pembahasan teknis terkait persiapan pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan Angkatan 1 tahun 2021 diharapkan juga menjadi output terselenggaranya FGD ini.
Agenda ini dihadiri oleh Wakil Dekan II dan Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan dari berbagai LPTK (Lembaga Pendidik dan tenaga Kependiikan) dibawah naungan Kementerian Agama. Mereka nantinya yang akan menjadi penanggung jawab proses pelaksanaan PPG.
Zain menambahkan, hasil asesmen kompetensi guru dari World Bank pada tahun 2020 bahwa ternyata guru-guru milenial dianggap lebih mudah mengerjakan soal karena lebih friendly dengan internet.
Sedangkan guru-guru dengan usia diatas lima puluh tahun dianggap lebih sulit mengerjakan soal karena tidak friendly dengan internet. Minimnya literasi guru dengan usia 50 tahun keatas tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
“Direktorat GTK saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan pihak Google untuk meningkatkan literasi bagi 75 ribu guru madrasah. Harapannya hal ini dapat meningkatkan kompetensi guru madrasah kedepannya”, tambah Zain.
“Pekerjaan rumah lainnya yang harus diselesaikan adalah masih banyaknya guru madrasah yang belum berpendidikan sarjana. Hal ini dapat dilihat dari data di SIMPATIKA. Terlihat bahwa ada sebanyak 52 ribu guru yang belum sarjana”, lanjut Zain.
Meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, menurut Zain ada capaian positif yang patut dibanggakan. Yaitu tren madrasah yang semakin positif, khususnya Madrasah Tsanawiyah. Hal ini dibuktikan dengan angka PISA (suatu penilaian secara internasional terhadap keterampilan dan kemampuan siswa usia 15 tahun; dilansir indonesiapisacenter.com) Madrasah Tsanawiyah yang semakin tinggi.
“Kita patut bangga dengan angka PISA MTs yang semakin tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap madrasah juga semakin tinggi, ini merupakan salah satu capaian yang harus kita apresiasi,” sambung Zain.
Kepala Seksi Bina Guru MI/MTs. Mustofa Fahmi mengatakan bahwa secara umum ada tiga hal yang menjadi pokok bahasan dalam Focus Group Discussion kali ini. Yakni pertama regulasi PPG Dalam Jabatan tahun 2021, kedua pola pelaksanaan PPG Dalam Jabatan tahun 2021, dan yang terakhir tata kelola pembiayaan PPG Dalam Jabatan tahun 2021.
“Terkait pola pelaksanan PPG tahun 2021, kami masih terus berkoordinasi dengan Kemendikbud supaya PPG tahun 2021 ini dapat menghasilkan output yang berkualitas” ungkap Fahmi.
“Sementara itu, beberapa regulasi juga masih menjadi pembahasan, terutama KMA terkait penetapan LPTK penyelenggara PPG yang masih terus dikoordinasikan dengan Direktorat PTKI”, pungkas Fahmi. (WE/Zukhruf)
Bagikan: