Malang (Pendis) – Kementerian Agama terus mendorong praktik baik implementasi nilai-nilai moderasi beragama di madrasah. Mengingat telah banyak dijumpai praktik intoleran di negara kita. Ini merupakan persoalan besar yang kita hadapi.
Demikian dituturkan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Zain saat memberikan pengarahan kepadada tim pengelola Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan bagi guru madrasah tahun 2022.
Menurut Zain, peran dan posisi guru, khususnya di madrasah, sangat berpengaruh dan berada pada garda terdepan dalam mentransfer nilai-nilai tersebut kepada peserta didik.
“Pemahaman agama yang moderat menjadi penting dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai moderasi beragama di tempatnya mengajar,” ujar Zain di Malang, Senin (12/04/2022).
Zain menegaskan guru ataupun tendik harus “MODIS”. Modis merupakan sebuah akronim dari kata Moderat, Inovator dan Inspirator.
“Saya menginginkan guru-guru kita di madrasah dapat modis, yakni moderat, inovator, dan inspirator,” tegasnya.
Zain menjelaskan, Moderat, dalam arti, guru harus selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Inovator, yakni guru yang selalu memiliki rasa ingin tahu sehingga mendorong dirinya menciptakan serta memperkenalkan gagasan barunya.
“Yang terakhir inspirator, diharapkan setiap guru yang profesional dapat menjadi inspirasi bagi semua yang ada disekelilingnya, baik bagi peserta didik, sesama guru dan tendik, bahkan masyarakat,” jelasnya.
Dalam akhir arahannya, Zain berharap dengan menginsersi nilai-nilai tersebut, bahaya radikal akan teratasi dan 2 hingga 3 tahun kedepan guru-guru madrasah zero intoleran.
Tags:
madrasahBagikan: