Semarang (Pendis) - Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Suyitno, menghimbau kepada para guru madrasah untuk melakukan self-improvement. Menurutnya, saat ini hasil evaluasi nilai kompetensi guru madrasah secara umum masih dibawah standar.
"Para instruktur provinsi atau yang disebut fasda (fasilitator daerah) harus terus melakukan self-improvement untuk dapat menyajikan materi yang kreatif dan inovatif kepada guru-guru madrasah nantinya," ungkap Suyitno saat memberikan arahan dalam kegiatan Penyiapan Calon Instruktur Guru Fisika Provinsi Jawa Tengah di Semarang, Rabu (02/10).
Suyitno menuturkan bahwa seorang fasda memiliki peran sebagai pendamping dan empowerment kepada guru-guru madrasah di daerahnya, untuk melakukan empowerment tersebut maka fasda harus memiliki power yang lebih besar dibandingkan guru binaannya. "Untuk memberdayakan guru, fasda harus memiliki power yang lebih besar, bagaimana mungkin bisa melakukan empowerment jika powernya sendiri tidak ada, power yang saya maksud disini adalah kompetensi," tambahnya.
Kepada peserta, Suyitno juga mengingatkan peserta untuk menghidupkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Menurutnya selama ini MGMP baru melakukan kegiatan pengembangan kompetensi atau keprofesian guru jika mendapatkan dana bantuan dari pemerintah pusat. Padahal forum dan kegiatan yang dilakukan oleh MGMP memiliki manfaat yang baik untuk maintenance guru madrasah.
Suyitno menyebutkan banyak cara yang dapat dilakukan untuk terus menghidupi MGMP, jangan hanya menunggu bantuan dari pemerintah saja. Guru dapat melakukan kemitraan bersama LPTK, Pemda, ataupun memanfaatkan dana CSR.
"Seharusnya para guru melakukan pendanaan mandiri dengan menyisihkan uang yang diterima dari Tunjangan Profesi Guru (TPG), karena salah satu tujuan dari TPG adalah membiayai pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang mendukung pelaksanaan tugas sebagai guru," tegas Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
(Ridha/ M Yani)
Bagikan: