Yogyakarta (Pendis) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani membuka agenda Pelatihan Calon Fasilitator Daerah Jenjang Madrasah Aliyah (MA) Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru dan Tendik Madrasah secara daring pada kamis (07/10) di Yogyakarta.
Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Dhani ini memaparkan tentang urgensi tenaga kependidikan terhadap pencanangan Indonesia Emas 2045.
"Pencanangan Indonesia Emas 2045 memiliki tujuan terciptanya negara yang berdaulat, maju, adil dan makmur. Visi Indonesia Emas ini memiliki 4 pilar," tuturnya.
Dhani mengungkapkan, pilar pertama adalah pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, kedua adalah pembangunan ekonomi berkelanjutan, ketiga pemerataan pembangunan dan yang keempat adalah pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
“Dari 4 pilar pembangunan Indonesia 2045, yang menjadi fokus kita sebagai guru yang memiliki domain kependidikan adalah pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK," tukasnya.
Sebagai guru dan tenaga kependidikan, kita memiliki anak-anak yang harus dibina karena mereka adalah para telenta pemilik perkembangan kemajuan Indonesia," lanjutnya.
Menurut Dhani, hal tersebut perlu diperkuat dengan penjelasan berkaitan dengan aspek-aspek yang menjadi arah tercapainya pilar tersebut.
Karena muara dari segala ikhtiar pembinaan para guru dan tenaga kependidikan ini adalah pada terciptanya taraf dan kualitas pendidikan rakyat Indonesia yang baik, peran kebudayaan dalam pembangunan, kesehatan dan kualitas hidup yang semakin baik, ada sumbangan ilmu pengetahaun dan teknologi pada pembangunan yang signifikan dan reformasi ketenagakerjaan.
Dhani menambahkan, reformasi ketenagakerjaan ini berkaitan dengan mendidik anak bangsa kita dengan profesi yang belum diketahui dan menggunakan teknologi yang sekarang belum dibuat.
Hal tersebut menimbulkan urgensi terhadap kemampuan adaptasi para peserta didik dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman.
“Mempersiapkan anak-anak yang memiliki daya adaptasi yang tinggi yang merupakan bagian dari tujuan kegiatan PKB ini,” tandasnya.
Guru besar UIN Bandung ini juga menyampaikan teori gubahannya dari the OECD Learning Framework 2030 yang menjadi Islamic Framework.
Terkait kesejahteraan, lanjut Dhani, kesejahteraan yang baik secara individu maupun sosial dapat tercipta selama mereka mampu memiliki kompetensi yang ditopang oleh: Knowledge yang kokoh, Skills yang mumpuni, memiliki Attitudes dan Values yang baik.
"Juga mereka yang mampu berekonsiliasi dengan tekanan, dinamika dan dilema pada zaman mereka dengan transformasi dan internalisasi nilai-nilai literasi finansial, kesehatan, numerik, digital dan keagamaan," tambahnya.
Selanjutnya, pada masa yang akan datang, bidang apapun yang digeluti oleh para siswa kita, kebutuhan seseorang ketika tumbuh dan berkembang dalam memenuhi kebutuhan adalah mereka yang mampu dan memiliki kemampuan collaboration, creativity, critical thinking, citizenship, character, communication yang baik.
Di penghujung sambutan, Dhani mengatakan, ketika menyapa profesi guru, maka guru harus memiliki 6 nilai yang disebut dengan 6 C’s. Nilai-nilai tersebut adalah Care, Competence, Commitment, Communication, Courage, Compassionate.
"Kita berharap karya para guru dapat menghasilkan hal monumental terutama dalam mencapai tujuan membangun anak bangsa menjadi pemilik dinamika zaman," katanya
“Semoga ikhtiar-ikhtiar bangsa untuk melahirkan anak-anak bangsa yang mampu membingkai segala sesuatu melalui kompetensi secara utuh, tidak sekedar kompetensi yang sifatnya hanya physical tapi juga nilai-nilai yang sifatnya substantif, yaitu nilai-nilai spiritual.” tutupnya. (WE/Mar)
Bagikan: