Lombok (Pendis) - Tahun 2017, Presiden mengeluarkan peraturan yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Dalam peraturan tersebut Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Suyitno, mengatakan bahwa sesuai amanah Pepres, Penguatan Pendidikan Karakter harus dimulai sejak pendidikan usia dini. Hal ini disebabkan, usia dini merupakan usia emas, sehingga harus di isi dengan hal yang dapat membentuk karakter.
"Pendidikan karakter di RA harus dijadikan visi, ini adalah tantangan bagi guru RA, bagaimana mendidik anak RA yang berkarakter meliputi nilai-nilai religius, jujur dan toleran, tentunya harus dimulai dari Guru nya, bagaimana seorang guru dapat menstranfer tentang pendidikan karakter kepada anak didik," ujar Suyitno saat memberikan arahan dalam kegiatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Guru RA Bermutu di Lombok, Kamis (03/10).
Dikatakan Suyitno, selain kreatif guru-guru RA dituntut untuk selalau menggali pontensi-potensi anak didik sehingga dalam proses penanaman karakter bisa terinjeksi dengan baik. "Saya akan mencontohkan, untuk guru RA harus melahirkan kreasi baru, misalkan pendidikan karakter dilakukan dengan bernyanyi, maka lagu-lagu dan lirik yang dibuat harus mengandung moral, kelembutan dan moderat, nah ini harus dimualai dari RA," terangnya.
Suyitno menambahkan, di era revolusi industri 4.0, sosok guru harus mampu dan bersikap bijaksana tahu untuk penggunaannya, karena anak-anak didik saat ini tidak hanya belajar dari guru, tapi dapat belajar dari internet. "Dengan adanya smartphone semua sudah bisa diakses, ini adalah tantangannnya bagi guru-guru di RA guru harus yang berkarakter, bagaimana cara menanamkannya kepada anak didik dengan metode, media, sumber semua yang variatif," ujar Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan RA, Siti Sakdiyah, berharap guru-guru RA di wilayah daerah tertinggal ini, tetap semangat dan mengedepankan penguatan karakter untuk menjaga nilai-nilai keberagaman ras, etnis, maupun Agama dalam memberikan pembelajaran di usia dini. "Lombok yang terkenal sebagai daerah wisata yang banyak di kunjungi wisatawan asing tentu pembekalan fondasi etika, karakter sebagai orang Indonesia harus tertanam sejak usia dini," jelasnya.
Dikatakan Sakdiyah, kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter RA bermutu (Pendekar RATU) angkatan ke 2 merupakan action plan dari Direktorat GTK Madrasah ke wilayah tertinggal untuk guru-guru RA. Kegiatan ini terus dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan mutu guru RA yang berkualitas.
Direktorat GTK Madrasah, lanjut Sakdiyah, akan menyapa dan hadir memberikan materi bagi guru yang jarang tersentuh kegiatan peningkatan kompetensi yang didanai dari anggaran pusat, misalnya dari aspek dari psikologi perkembangan anak, kebijakan Ditjen Pendis tentang Pendidikan Karakter, kurikulum 13, dan moderasi beragama kepada guru-guru RA.
Pendidikan Karakter RA Bermutu dihadiri oleh 40 perwakilan guru RA Kabupaten Lombok Barat dan Sekitarnya. (Herman/ M Yani)
Bagikan: