Jakarta (Pendis) – Kementerian Agama RI melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menggelar kegiatan Pelatihan Calon Fasilitator Daerah Jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru dan Tendik Madrasah. Kegiatan ini digelar dengan tujuan memberikan pembekalan calon Fasilitator Daerah Program Penilaian Kinerja Berkelanjutan (PKB) Madrasah Jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani menegaskan sebagai sebuah negara besar dan mempunyai bentangan pulau yang panjang, Indonesia diprediksi akan mengalami generasi emas pada tahun 2045. Mc Kenzie menyatakan bahwa di tahun 2045 kalau kondisi harmoni dan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, maka Indonesia akan menjadi negara yang memiliki kekuatan ekonomi terkuat rangking keenam atau ketujuh dunia.
“Untuk mewujudkan hal tersebut tentu harus dipersiapkan SDM dan penguatan secara terus menerus agar bisa berdaya saing,” paparnya secara daring di Jakarta, Sabtu (02/09/2021).
Ramdhani mengatakan, setidaknya ada 6 C yang penting dipraktekkan para guru dan pendidik kita. “Care (peduli), Compassionate (welas asih), Courage (berani dalam artian membangun kepercayaan diri anak), Commitment (yang tinggi untuk menjaga anak-anak bangsa), Competence (keahlian) dan Communication (Anak-anak sekarang transfer of valuenya kurang),” jelasnya.
Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain menyampaikan pentingnya berbagi untuk bisa saling memperkaya best practices bagi guru madrasah dengan melakukan penguatan literasi digital di tengah revolusi industri 4.0 yang dikenal dengan program "guru madrasah makin cakap digital.
Menurut Zain perlu dilakukan beberapa penguatan untuk mengantisipasi dampak dari revolusi industri. Pertama, penguatan literasi dalam arti luas, karena saat ini bukan hanya sekedar baca tulis, tapi literasi kita sudah berkembang menjadi literasi numerasi, sains, sosial budaya dan literasi moderasi beragama.
Kedua, mengembangkan kecerdasan majemuk sebagaimana rekomendasi Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligences. Bahwa generasi milenial harus disentuh 8 atau 9 aspek kecerdasannya. Semua anak cerdas sesuai bakat dan minatnya (literasi, numerasi, bahasa, komunikasi, seni dst).
“Yang terakhir, kita harus mengajar dengan cinta, selain kecerdasan yang telah disebutkan tadi. Love Quotient, kecerdasan cinta, dibutuhkan untuk mengetahui secara tepat apa yang akan dikerjakan,” terang Zain.
Zain berpesan agar fasilitator daerah dapat mengawal program Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terutama mengawal pokja-pokja guru, pengawas, kepala madrasah agar sampai pada titik Guru Hebat, Siswa Cerdas dan Madrasah Bermartabat.
Kegiatan pelatihan calon fasilitator daerah Jenjang MTs dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 2-6 Oktober 2021, model kegiatan pelatihan dilaksanakan secara luring dan daring. Dilaksanakan pada 3 zona, zona pertama sebanyak 263 orang peserta, terdiri dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan dan Lampung, dilaksanakan di Aceh, Medan, Padang dan Palembang. Zona 2 sebanyak 440 peserta, terdiri dari Jawa Timur, Jawa tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan NTB, dilaksanakan di Surabaya, Semarang, Bandung, Tangerang dan Mataram. Dan Zona 3 sebanyak 184 orang peserta, terdiri dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Tengah dilaksanakan di dua tempat, yaitu Pontianak dan Makassar. (Khodlirin/Yuyun)
Bagikan: