Bogor (Pendis) --- Pendidikan merupakan salah satu instrumen yang strategis dan sistematis dalam upaya meningkatkan mutu dan daya saing bangsa. Salah satu prioritas pembangunan nasional bidang pendidikan adalah adanya relevansi pendidikan dengan kebutuhan keterampilan di dunia kerja.
Dalam konteks ini, satuan pendidikan dituntut untuk mempunyai relevansi (link and match) dengan kebutuhan praktis di era modernisasi tersebut, terutama madrasah yang sering diklaim hanya berorientasi kebutuhan ukhrowi (ukhrowi oriented) termasuk madrasah keterampilan.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain mengatakan madrasah keterampilan diproyeksikan dapat mengembangkan vocational education. Jenis-jenis pendidikan vokasi yang sedang dikembangkan oleh 341 Madrasah harus terus didukung.
“Mulai penyediaan SDM gurunya dan infrastruktur vokasi serta spesifikasi keterampilan yang dikembangkan masing-masing madrasah. Seperti tata boga, las listrik, budi daya jamur, otomotif, tata busana, multi media, desain grafika, robotik, teknik computer jaringan, kayu/ meubelair, agro bisnis,perikanan, peternakan, dll,” terang Zain saat memberikan sambutan pada agenda Semiloka Revitalisasi MA Plus Keterampilan pada Era Teknologi Digital 5.0 di Bogor, Jawa Barat pada Selasa (05/10/2021)
Zain menambahkan, madrasah sudah harus mulai merambah ke industri halal. Sebab, trend masyarakat muslim Indonesia semakin makmur semakin religius.
“Sekarang muncul kesadaran baru, orang sudah mulai menelisik dan mempertanyakan kehalalan kuliner yang dikonsumsinya, bahan-bahan kosmetik dan fashion yang dipakainya. Peluang ini harus kita tangkap. Dan guru dan peserta didik harus dipastikan dapat mengembangkannya,” tambah Zain.
“Sebagai bentuk apresiasi kita terhadap madrasah keterampilan ini, kita sedang merencanakan Madrasah Expo di Jakarta pada bulan nopember mendatang sebagai rangkaian peringatan Hari Guru Nasional,” lanjutnya.
Kasubdit Bina GTK MA, Sidik Sisdiyanto mengatakan, melalui pendidikan vokasi siswa madrasah diharapkan dapat mempunyai wawasan enterpreneurship dan kompetensi vokasional yang dibutuhkan dalam rangka mengembangkan ketahanan hidup di masa mendatang yang jauh lebih kompleks dan kompetitif.
“Hal ini juga sejalan dengan komitmen Kementerian Agama dalam upaya mengembangkan pendidikan vokasi di madrasah dalam bentuk Madrasah Aliyah Plus Keterampilan (MA Plus Keterampilan),” jelas Sidik.
“Karena madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang dipandang layak dan ideal sebagai tempat pendidikan dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) karena mempunyai nilai lebih, yakni mendidik ilmu-ilmu umum berbalut nilai keislaman,” tutupnya. (WE/Mar)
Bagikan: