Depok (Pendis ) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah sedang menyusun modul Literasi Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru Madrasah Ibtidaiyah 3-6 September 2020 di Depok Jawa Barat. Modul ini disusun untuk meningkatkan kompetensi literasi dasar guru MI melalui Kelompok Kerja Guru Madrasah (KKG).
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Suyitno mengatakan modul yang sedang disusun harus mengacu pada regulasi terkini, isu yang sedang berkembang dan memperhatikan kondisi guru madrasah secara keseluruhan agar modul ini bisa dipahami dan diaplikasikan bagi guru MI dimanapun.
“Modul ini harus inovatif dan aplikatif bagi semua guru madrasah dalam meningkatkan kompetensi literasinya," ujar Suyitno di Depok, Kamis (03/09)
Diakatakan Suyitno, bahwa kompetensi literasi dasar bagi guru MI sangat penting, mengingat minat baca Indonesia masih rendah. Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 telah dirilis pada hari Selasa, 3 Desember 2019. Berdasarkan hasil studi tersebut Peringkat PISA Indinesia Tahun 2018 Turun apabila dibandingkan dengan Hasil PISA tahun 2015. Studi ini membandingkan kemampuan matematika, membaca, dan kinerja sains dari tiap anak.
"Oleh karenanya, penyusunan modul ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kompetensi literasi guru madrasah," jelas Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.
Kasubdit Bina GTK RA, Siti Sakdiyah menambahkan bahwa modul PKB guru MI 30 UP yang sedang disusun adalah untuk menjadi acuan dalam meningkatkan kompetensi literasi dasar bagi guru Madrasah Ibtidaiyah.
"Pelaksanaanya melalui skema bantuan stimulan pemberdayaan komunitas guru madrasah, yang akan digulirkan mulai tahun 2021 sampai tahun 2024," terang Sakdiyah.
Menurut Sakdiyah, untuk memperkaya materi penyusun modul ini, Kemenag melalui projeck Madrasah Education Quality Reform (MEQR) program komponen 3, menggandeng INOVASI dan pemateri Dr. Titik Harsiati dari Universitas Negeri Malang yang merupakan Tim pengembang AKSI, tim peneliti PISA, peneliti Literasi serta Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan.
(Acha/MY)
Bagikan: