Semarang (Pendis) --- Kementerian Agama melalui Direktorat Guru danTenaga Kependidikan (GTK) Madrasah terus meningkatkan penguatan kualitas pendidik pada madrasah inklusi. Direktur GTK Madrasah Muhammad Zain menuturkan, bahwa masih sedikit guru yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai pendidikan inklusi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Saat ini trust masyarakat terhadap madrasah sangat besar sehingga mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik di madrasah, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus,” ujar Zain saat memberikan arahan dalam Penguatan Pendidik Inlkusi melalaui aplikasi Zoom, Senin (09/11).
Dijelaskan Zain, dengan adanya kepercayaan masyarakat tersebut, Kementerian Agama RI hadir memberikan penguatan kepada para guru, kepala madrasah, dan pengawas madrasah mengenai pendidikan inklusi. “Bagian kita untuk terus memberi apresiasi dan pemberdayaan kepada guru-guru yang memiliki kepedulian terhadap ABK di madrasah” tutur Zain.
Zain menambahkan, pemberdayaan guru menjadi penting dilakukan karena kemajuan kualitas madrasah sangat ditentukan oleh kualitas guru-gurunya. “good teacher good madrasah, duru-guru hebat memiliki perhatian yang luar biasa terhadap ABK. Guru hebat madrasah pun hebat,” imbuhnya.
Bicara Pendidikan inlkusi, lanjut Zain, maka kita akan berhadapan dengan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurutnya, andai para guru memiliki pengetahuan mengenai keberagaman ABK dan memahami teknis penanganannya, tentu ABK bisa mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama baiknya dengan anak-anak non ABK di madrasah reguler.
“Semakin banyak madrasah yang siap memberikan layanan pendidikan yang inklusif dengan memberikan hak ABK untuk belajar bersama temannya yang non ABK pada ruang, waktu, dan guru yang sama, maka akan semakin banyak ABK yang mendapatkan haknya sebagai warga negara,” tandas Zain.
Kasubdit Bina GTK RA yang saat ini merangkap plt Kasubdit Bina GTK MA, Siti Sakdiyah, menyampaikan bahwa Kementerian Agama sangat mendukung pelaksanaan dan pengembangan pendidikan inklusi di madrasah. “Tahun 2016 Direktorat Pendidikan Islam menetapkan 22 madrasah di Indonesia sebagai penyelenggara madrasah inklusi, di antaranya di Jawa Tengah ada 6 madrasah. Direktur GTK menginisiasi terbentuknya Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) yang dideklarasikan pada tanggal 9 September 2020 di Serpong Tangerang,” terangnya.
Dikatakan Sakdiyah, Penguatan Pendidik Inlkusi merupakan bagian dari program Madrasah Education Quality Reform, Kerjasama Direktorat GTK Madrasah Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dengan World Bank. Pelatihan digelar di Semarang Jawa Tengah, 5 – 9 November 2020.
Dijelaskan Sakdiyah, pelatihan ini menghadirkan tim narasumber dari LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah. LP Ma’arif memiliki pengalaman pengembangan madrasah inklusi bekerjasama dengan Unicef tahun 2016 - 2020. “LP Maarif sudah mendahului pelaksanaan pendidikan inklusi di Jawa Tengah. Sekarang bergandengan dengan GTK melaksanakan program pendidikan inklusi. Kita berkomitmen mendukung pendidikan inklusi di madrasah,” pungkasnya..
(acha/my)
Bagikan: