Semarang (Pendis) - Kementerian Agama RI, dalam hal ini Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madarasah, terus berupaya melakukan penguatan pendidikan inklusi di madrasah, upaya ini terus dilakukan dalam rangka untuk memberikan pemahaman kepada pendidik dan tenaga kependidikan terkait pelaksaan Pendidikan inklusi di Madrasah.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain secara daring (dalam jaringan) mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Penguatan Guru Pendamping Khusus. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah terus hadir dalam rangka memberi kesempatan yang sama pada peserta didik yang berkebutuhan khusus.
"Pemerinrah harus hadir untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif terhadap peaserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial," ujar Zain di Semarang pada Rabu (09/11/2022).
Zain mengatakan, Kementerian Agama sangat serius memperhatikan hal ini. Pasalnya, Madrasah Inklusi akan melahirkan guru-guru madarsah yang inspiratif, inovatif, berdedikasi, dengan layanan pendidikan yang terbaik bagi anak didik kita yang berkebutuhan khusus.
"Layanan pendidikan madrasah Inklusi harus terus dibangun dimulai dari kesadaran kepada gurunya, orang tua dan warga di madrasah, dengan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing, karena masih ribuan anak yang difabel, yang memiliki different ability, mereka memiliki kecerdasan yang berbeda," ungkapnya.
Zain berharap, peretemuan ini menghasilkan best pratice dan rekomendasi untuk guru-guru kita di Madrasah Inklusi, dengan melibatkan Pengurus FPMI (Forum Pendidikan Madrasah Inklusi). "Saya berharap peretemuan ini menghasilkan best pratice dan rekomendasi untuk guru-guru kita di Madrasah Inklusi, tentunya pengalaman-pengalaman bapak ibu sangat penting untuk Madrasah Inklusi baik tentang Pembelajaran Pendidikan," harapnya.
Senada dengan Direktur, Juru Bicara Kementerian Agama RI, Anna Hasbie saat menyampaikan arahan juga berharap agar para peserta bisa menularkan ilmu yang didapat dalam pelatihan saat kembali ke daerah masing-masing. Pesannya, para peserta harus menjadi motor penggerak dalam menciptakan ekosistem madrasah inklusif.
"Pendidik yang berperspektif inklusif akan melahirkan generasi cerdas yang berakhlak Islami, saling menghargai, dan saling mendukung," tukasnya.
Kasubdit Bina GTK RA, Irhas Sobirin melaporkan kegiatan penguatan Guru Pendamping Inklusi didesain untuk memberikan pemahaman terhadap guru-guru di Madarsah dalam memberikan penmbelajaran khusus anak didik yang difabel.
Hadir dalam kegiatan ini perwakilan guru madrasah inklusi dari 13 provinsi.. (Rd)
Bagikan: