Bogor (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) terus berupaya untuk melakukan penguatan pendidikan Informasi Teknologi (IT) bagi guru Madrasah. Salah satunya adalah melalui kegiatan Workshop Peningkatan Kompetensi IT bagi guru Raudlatul Athfal (RA).
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, mengatakan pentingnya penguatan IT bagi guru RA, saat ini dalam mengahadapi revolusi industry 4.0. "Semua berkaitan dengan komputer internet, semua digitalisasi, cepat atau lambat pasti menggunakan digitalilsasi, seorang guru harus dapat memahami peran tehnologi karena hal ini tidak dapat dihindari," tutur Kamaruddin saat memberikan arahan dan materi di Bogor, Rabu (15/05).
Kamaruddin berharap ke depannya, seorang guru madrasah di RA harus mampu terus melakukan update terkait dengan IT karena jika berbicara tentang IT adalah salah satu karakter fundamen dari revolusi, contoh di China memiliki percepatan yang sangat tinggi, karena ada perusahaan swasta yang mengajarkan lewat aplikasi.
"Guru di China tinggal mengarahkan saja, karena semua bahan ajar bisa dapat diakses melalui internet, membuat model aplikasi semua bisa dilakukan melalui aplikasi," ujarnya.
Kamaruddin mengajak kepada peserta agar guru terus update, karena anak-anak didik kita terlahir dalam dunia digital berbeda dengan zama dulu, hal ini harus terus diantisipasi, jika memang proses pembelajarannya menarik, menggunakan digital harus paham dan bisa memanfaatkan dengan baik.
"Penanaman nilai membentuk karakter kepribadian anak tidak bisa dilakukan oleh IT, maka dalam fase ini seorang guru sangat menentukan dalam menanamkan nilai dalam pemanfatan IT yang baik," pungkasnya.
Direktur GTK madrasah, Suyitno mengatakan bahwa guru RA paham atau aware dengan IT dalam rangka menghadapi era revolusi industri, mesin yang berbasis manual telah tergantikan dengan komputerasi, semua berbasis komputer, online system, semua berbasis online semua kegiatan kita sudah tanpa batas.
"Sebagai guru harus paham dengan fitur-fitur termasuk penggunaanya, disesuaikan dengan kebutuhan anak anak. Semua ruang gerak dan kerja saat ini terpantau oleh IT, kebutuhan smartphone tidak bisa dihindari," ujar Suyitno.
Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan RA Siti Sakdiyah, mengatakan bahwa melalui kegiatan Workshop Peningkatan IT Bagi Guru RA diharapkan guru RA makin kreatif dan inovatif dalam menyiapkan media pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Anak usia dini lebih cenderung senang belajar dengan menggunakan media audio visual, apalagi di abad milenial industri era 4.0, guru harus bisa mengikuti perkembangan anak sesuai zamannya.
Workshop peningkatan kompetensi IT bagi guru RA berlangsung selama 3 hari tanggal 15 s/d 17 Mei 2019 diikuti oleh 40 guru RA perwakilan provinsi wilayah Tengah dan Barat. (maryani/herman/dod)
Bagikan: