Tana Toraja (Pendis) - Pedidikan karakter di dunia pendidikan, khususnya di tingkat Raudlatul Athfal (RA) adalah hal yang penting. Peran guru RA dalam memberikan materi pendidikan karakter bagi peserta didik merupakan sesuatu yang wajib dilakukan.
Upaya penguatan pendidikan karakter bagi guru RA terus dilakukan oleh Kementerian Agama. Melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag turun ke berbagai daerah. Salah satu program yang dilakukan adalah Pelaksanaan Pendidikan Karakter RA Bermutu (Pendekar Ratu).
Kasubdit Bina Guru dan Tenaga Kependidikan RA, Siti Sakdiyah, mengatakan Kemenag hadir dan menyapa guru-guru RA di Tana Toraja dan sekitarnya untuk memberikan penguatan kompetensi guru dalam bentuk penguatan pendidikan karakter RA bermutu yang di singkat Pendekar Ratu.
"Penguatan pendidikan karakter bagi guru RA terus dilakukan, sebagai upaya mewujudkan pendidikan di RA yang berkualitas," ujar Sakdiyah, di Tana Toraja, Jumat (27/09).
Dikatakan Sakdiyah, program Pendekar Ratu merupakan bagian dari implementasi atau pengejawantahan dari Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. "Peraturan Pemerintah mengamanatkan kepada kita untuk melakukan upaya penguatan pendidikan karakter di masing-masing satuan pendidikan. Subdit GTK RA, fokus bagi guru-guru RA," terangnya.
Kasubdit berharap, guru RA harus bisa menjaga kerukunan, kedamaian antar beragama di lingkungan masing. "Harus tetap semangat untuk berkreasi dan inovasi dalam model pembelajaran kepada siswa di RA, dengan menggunakan bahan ajar di sekitarnya meski kondisi demografi daerah yang luas dan jauh dari sarana prasarana yang memadai tetap semangat dan ceria," harap Sakdiyah.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja, Muhammad menyambut baik dilaksanakan kegiatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter RA Bermutu di Kabupaten Tana Torja dan sekitarnya. "Guru RA memiliki peran yang sangat penting dalam pemahaman karakter, karena mendidik anak tidak mudah dan tidak hanya sekedar mengajarkan tentang teori kepada anak didik, akan tetapi ada sisi lain tentang penanaman nilai, saling menghormati dan saling menghargai. Terlebih dalam menghadapi era tehnologi saat ini, seorang guru harus paham pemanfaatannya yang baik, terutama untuk anak didik kita di RA," terangnya.
Salah satu narasumber dari UIN Syahid Jakarta, Hamka, mengatakan, seorang guru di RA harus dapat memahami bagaimana seorang guru dapat menanmkan sikap dan karakter toleran, berlemah lembut dan memberikan ruang, bahawa dalam kehidupan masyarakat di Indonesia sangat plural.
"Moderasi keberagamaan, dapat mendorong para guru untuk bersikap dan bertindak sesuai norma-norma agama yang bertujuan membentuk pribadi muslim yang sejati," ujar Hamka.
Pendidikan Karakter RA Bermutu dihadiri oleh 40 perwakilan guru RA di Kabupaten Tanah Toraja dan Sekitarnya.
(Herman/ M Yani)
Bagikan: